Sunday 11 March 2012

POLISI DUBAI ANCAM TANGKAP QARDAWI


Uni Emirat Arab (UEA) adalah satu-satunya negara Teluk yang kurang antusias mendukung kampanye anti-Syria yang gencar dilancarkan negara-negara Teluk lainnya. Alih-alih, akhir tahun lalu bahkan pemimpin UEA mengunjungi pemimpin Syria Bashar al Assad dan menyatakan dukungan padanya. Dan dukungan tersebut kembali diperlihatkan pemimpin UEA dengan mengancam akan menangkap Yusuf Qardawi, ulama terkenal asal Qatar yang gencar mengkritik pemerintahan Syria.

"Kami akan menangkap Sheikh Qardawi. Jika ia menghina negara, apakah kita akan membiarkannya? Siapapun yang menghina negara, saya akan memburunya," kata kepala kepolisian Dubai Dhahi Khalfan al-Tamim dalam akun "Twitter"-nya baru-baru ini.

Pernyataan komandan polisi tersebut adalah terkait dengan kecaman Qardawi terhadap keputusan pemerintah UEA yang menolak visa warga Syria yang terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi menentang pemerintah Syria dan Dubai. Qardawi menyebut keputusan tersebut sebagai "haram" menurut hukum agama dan mengingatkan pemerintah bahwa para warga Syria tersebut hanya "manusia biasa".

Berbicara di televisi Al Jazeera yang berbasis di Qatar, Qardawi mengatakan bahwa para pemimpin oposisi Syria telah memintanya untuk mengangkat masalah yang menimpa sekitar 100 keluarga Syria yang terlibat dalam aksi demonstrasi menentang pemerintah Syria di Dubai bulan lalu.

Pemerintah UAE juga telah mengumumkan bahwa sekitar 30 warga Syria ditolak perpanjangan visanya Syrians karena melakukan aktifitas politik yang tidak jelas, namun tidak terkait dengan aksi demonstrasi bulan Februari lalu.



INILAH KAMI, BAHRAIN

Berbeda dengan aksi-aksi demonstrasi di Syria yang dibesar-besarkan media massa (kecuali pada masa-masa awal, tidak pernah ada aksi demonstrasi yang benar-benar aksi demonstrasi di Syria melainkan pemberontakan bersenjata), aksi-aksi demontrasi di Bahrain yang jauh lebih intensif luput dari pemberitaan, termasuk ketika tentara dari Arab Saudi melakukan campur tangan dan menyerang para demonstran dengan brutal hingga menewaskan dan melukai banyak demonstran.

Demikian juga aksi demonstrasi besar-besaran hari Jumat lalu (9/3) di ibukota Manama yang diberi nama aksi "Inilah Kami, Bahrain". Ribuan demonstran di jalanan, termasuk mereka yang berada di dalam tahanan, meneriakkan tuntutan reformasi dan keadilan, sama seperti aksi setahun lalu ketika ditumpas dengan keras oleh penguasa dengan bantuan pasukan Arab Saudi.

Meski diwarnai penembakan gas air mata, aksi demontrasi tersebut relatif tenang dan tidak seorang pun ditahan polisi. "Ini adalah aksi demonstrasi terbesar dalam beberapa tahun ini," kata Nabil Rajab, pimpinan Bahraini Centre for Human Rights kepada media massa yang meliput aksi ini.

Aksi demonstrasi ini menanggapi seruan para aktifis dan ulama, termasuk seruan dari Pimpinan Deewan Ulama Bahrain Ayatollah Sheikh Issa Qassem, demi memperingati aksi brutal aparat agresor Arab Saudi tahun lalu. Sheikh Qassem sendiri berada di baris terdepan dalam aksi yang digelar usai sholat Jumat itu.

Bahrain adalah negeri mini yang mayoritas penduduknya adalah penganut Shiah namun dikuasai oleh regim Sunni Wahabi yang masih hubungan kerabat dengan penguasa Saudi. Selama ini penduduk Shiah merasa dimarginalkan oleh penguasa yang lebih memilih mendatangkan orang-orang Suni dari luar untuk mengisi jabatan-jabatan penting. Selain itu Bahrain juga tidak pernah menyelenggarakan pemilu untuk memilih pemerintahan dan parlemen dikuasai oleh penduduk minoritas.

Para tahanan politik yang ditahan di penjara Galangan Kering juga turut berpartisipasi dari dalam sel masing-masing. Secara bersama-sama mereka meneriakkan seruan "Allahu Akbar!"

Sejak aksi penumpasan demonstran tahun lalu, kondisi politik Bahrain relatif terus dilanda ketegangan dengan pemerintah dan oposisi tidak lagi memiliki jalur komunikasi formal setelah pemerintah menyerang kantor-kantor partai politik dan pers oposisi dan menangkapi tokoh-tokoh oposisi. Menurut laporan aktifis sebanyak 35 orang demonstran tewas selama aksi demonstrasi yang digelar tahun lalu. Sebagian dari mereka yang tewas adalah korban penyiksaan di ruang tahanan.



Ref:
"Dubai Police Chief Threatens to Arrest Al-Qaradawi"; almanar.com.lb; 7 Maret 2012
“Here We Are, Bahrain”; almanar.com.lb; 9 Maret 2012

No comments: