Friday 6 April 2012

MALIKI: ASSAD TAKKAN JATUH


Setahun lalu semua orang yakin, akibat gejolak yang melanda negerinya regim Bashar al Assad akan runtuh. Setidaknya ada tiga pemimpin negara barat dan Turki yang dengan mantap menyatakan kejatuhan Bashar, yaitu Barack Obama, Sarkozy dan Erdogan. Mereka tentu berfikir, Mubarak dengan kekuatannya yang jauh lebih solid dibanding Bashar saja bisa jatuh, apalagi Bashar.

Namun kini semua orang sadar, Bashar tidak akan jatuh oleh "Revolusi Arab" sebagaimana Mubarak dan Khadafi, karena Bashar adalah titik kritis bagi kelompok-kelompok yang berjuang melawan Israel (Resistance). Kelompok-kelompok perlawanan tersebut ditulangpunggungi oleh Iran, Syria, dan Hizbollah. Mereka akan mempertahankan Bashar sampai titik darah penghabisan.

Kesadaran baru inilah yang meyakinkan PM Irak Nuri al-Maliki untuk membuat pernyataan tegas bahwa Bashar al Assad tidak akan jatuh. Maliki dan pemerintahannya secara resmi memang netral dalam memandang konflik di Syria. Namun ia menyadari persis bahwa mayoritas rakyat Irak adalah saudara seiman dengan rakyat Iran yang anti-Israel dan pro-Syria.

“Telah setahun lebih (Syria dilanda kerusuhan) dan pemerintah tidak jatuh, dan tidak akan jatuh. Mengapa harus jatuh?" kata Maliki dalam konperensi pers di Baghdad, Minggu (1/4).

Maliki juga menolak dan mengecam setiap upaya mempersenjatai para pemberontak untuk menjatuhkan Bashar karena justru akan membuat krisis semakin membesar. Tanpa menunjuk hidung, ia mengecam beberapa negara Arab (Arab Saudi dan Qatar) yang menyerukan pengiriman senjata kepada para pemberontak. "Tingkah beberapa negara Arab sangat aneh. Bukannya bekerja memadamkan api, mereka justru menyerukan pengiriman senjata kepada pemberontak. Mereka harus mendengar suara kita yang menentang penyelesaian bersenjata dan menolak intervensi asing. Kami menentang intervensi beberapa negara asing atas Syria," kata Maliki yang baru saja menjadi tuan rumah KTT Liga Arab baru-baru ini.

Qatar dan Arab Saudi yang dikecam Maliki hanya mengirimkan pejabat tingkat rendah dalam KTT Liga Arab. Kedua negara mengatakan pengiriman pejabat rendahan tersebut merupakan "pesan khusus" kepada Irak.



LAVROV: OPOSISI TAK AKAN MENANG PERANG

Senada dengan Maliki adalah pernyataan Menlu Russia, Sergey Lavrov yang menyebutkan oposisi tidak akan mampu mengalahkan pasukan Syria meski mendapatkan bantuan senjata besar-besaran sekalipun dari asing.

"Sangat jelas bahwa oposisi Syria tidak akan pernah bisa mengalahkan tentara nasional Syria, bahkan jika mereka dipersenjatai hingga ke gigi (istilah penekanan)," kata Lavrov di sela-sela kunjungan di Azerbeijan, Rabu (4/4).

Dalam konteks yang sama Lavrov mengecam konperensi "Teman-teman Syria" yang baru saja diselenggarakan negara-negara barat dan Arab anti-Syria di Istambul. "Penyelenggaraan konperensi tersebut hanya untuk menekan kubu oposisi agar tidak bersedia berunding, sekaligus menghancurkan upaya-upaya untuk menghentikan kekerasan," kata Lavrov.


DUKUNGAN IRAN UNTUK SYRIA TANPA BATAS

Sementara itu sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada hari Selasa (27/3) memberikan jaminan dukungan tanpa batas kepada Syria dalam menghadapi upaya sistematis zionisme dan antek-anteknya untuk menghancurkan gerakan perlawanan anti-Israel. Menyebut sekutu-sekutu Israel sebagai "kekuatan-kekuatan arogan", Ahmadinejad menuduh mereka bermaksud menyerang Syria dengan menggunakan isu "kebebasan" dan HAM demi membela kepentingan Israel.

Dalam pertemuan dengan utusan Presiden Syria Fayssal Mikdad di Teheran, Ahmadinejad mengakui pemerintah Syria saat ini tengah menghadapi konspirasi barat untuk menghancurkan Syria.

"Amerika dengan slogan-slogan bohong tentang kebebasan dan demokrasi berupaya mendominasi Syria, Lebanon, Iran dan semua negara. Maka kita harus waspada dan kuat menghadapi plot mereka," kata Ahmadinejad.

Ahmadinejad juga mengecam sikap sebagian negara Liga Arab terhadap Syria yang menurutnya memalukan. Secara terselubung ia mengejek negara-negara Arab gurun badui seperti Saudi dan Qatar yang menuntut demokrasi di Syria sementara mereka sendiri sangat jauh dari kriteria demokrasi. Tuntutan demokrasi tanpa batas di Syria sama saja dengan melarang setiap upaya untuk melawan tindakan-tindakan teror yang dilakukan musuh-musuh rakyat Syria.

"Pada dasarnya mereka menginginkan Syria menyerahkan negeri mereka bulat-bulat. Hari ini mereka, negeri-negeri yang akan ditinggalkan barat seketika jika tidak mempunyai minyak dan uang itu, menjadi pemain utama di kawasan ini," tambah Ahmadinejad.

Dengan gaya seorang penganut "teori konspirasi", Ahmadinejad juga mengecam presiden Amerika Barak Obama yang disebutkan sebagai pemimpin boneka. "Ia memang yang tampak di layar, namun di belakang layar ia hanya dikendalikan oleh para zionis."

Sebaliknya ia memuji keteguhan para pejabat dan rakyat Syria dalam menghadapi krisis yang melanda negerinya. "Saya senang melihat para pejabat Syria menangangi krisis, mengandalkan kepercayaan diri dan dukungan rakyat, dan saya yakin kondisi akan berpihak kepada rakyat Syria hari demi hari," kata Ahmadinejad.

Dalam pernyataan akhirnya Ahmadinejad memberikan jaminan dukungan tanpa batas Iran terhadap Syria.



Ref:
Almanar.com.lb; tgl 28 Maret, 1 April dan 4 April

No comments: