Saturday 15 September 2012

PLOT ZIONIS ANTI-ISLAM DAN "INNOCENCE OF MUSLIMS"

Bulan September ini kita menyaksikan sebuah upaya global sistematis mendeskreditkan Islam. Selain film "Innocence of Muslims" yang dirilis di Amerika, di Inggris muncul film dokumenter "Islam: The Untold Story" yang juga banyak mendeskreditkan Islam. Meski yang pertama-lah yang banyak menarik perhatian dan menimbulkan aksi-aksi protes di seluruh negara Islam, film "Islam: The Untold Story" yang ditayangkan di televisi "Channel 4" perlu mendapat perhatian lebih serius. Jika "Innocence of MuslIms" adalah film fiksi yang "sembrono" dan dibuat oleh para amatir dan pelaku pornografi, "The Untold Story" lebih serius karena dibuat dalam format film dokumenter, meski tetap saja jauh dari standar ilmiah.

Sutradara "The Untold Story", Tom Holland, misalnya, mengklaim bahwa tidak ada sumber-sumber tertulis yang otentik tentang sejarah Nabi Muhammad dan awal Islam. Hal ini membuktikan pengetahuan Holland yang sangat dangkal tentang sejarah Islam. Tidak ada sumber-sumber sejarah tentang seorang manusia yang lebih lengkap dan mendetil sebagaimana Nabi Muhammad, dan tidak ada sumber-sumber sejarah sebuah kebudayaan yang lebih lengkap dan mendetil selain Islam.

Sejarah Nabi telah ditulis dan dibukukan orang antara abad pertama dan kedua Hijriah. Demikian juga catatan tentang tindakan-tindakan dan ucapan beliau yang dikenal sebagai hadits. Dan kitab-kitab itu masih menjadi referensi hingga sekarang. Tanpa bermaksud melebih-lebihnya, semuanya itu bisa dikatakan sebagai sebuah keajaiban yang diberikan Tuhan untuk mensucikan Islam dari segala fitnah, mengingat bahwa bangsa Arab adalah bangsa yang terbelakang dalam budaya tulis menulis. Dari ini saja klaim Tom Holland dan orang-orang sejenisnya, terbantahkan dengan telak.
Dalam filmnya Tom Holland menyertakan Patricia Crone, seorang "ahli" tentang Islam dari "Institute for Advanced Study in Princeton" yang sudah banyak mengekspresikan sentimen anti-Islam. Salah satunya adalah buku berjudul "Hagarism: The Making of the Islamic World" yang ditulisnya bersama Michael Cook. Crone mengklaim bahwa Al Qur'an ditulis pertama kali di Syria dan Irak lebih dari 50 tahun setelah kematian Rosulullah. Selanjutnya Al Qur'an ditulis lagi dengan versi baru oleh khalifah Dinasti Abassiah, Abdul Malik (685-705), demi melegitimasi kekuasaannya. Lagi-lagi klaim-klaim tanpa dasar karena memang tidak ada referensinya sama sekali kecuali adalah sangkaan-sangkaan negatif belaka.

Tentang itu saya (blogger) teringat dengan klaim seorang non-Islam yang mengklaim sebagai "ahli" tentang Islam, bahwa Al Qur'an dibukukan oleh Khalifah Usman, 300 tahun setelah kematian Rosulullah. Padahal Usman adalah sahabat Rosul yang usianya tidak berbeda jauh dengan Rosul. Bagaimana ia bisa hidup lebih dari 300 tahun?

Crone menyebut Islam sebagai "Hagarisme", diambil dari nama Hagar, istri kedua Nabi Ibrahim yang menurunkan Nabi Ismail dan Nabi Muhammad. Adapun Yahudi dan Kristen berasal dari keturunan Nabi Ibrahim dengan istri pertamanya, Sarah.

Film "The Untold Story" tentu saja mendapat kecaman dari kalangan muslim. "Channel 14" setidaknya telah menerima 1.000 pernyataan protes, dan regulator televisi Inggris, Ofcom, menerima 200 pernyataan protes. Namun hingga saat ini Ofcom tidak mengambil tindakan apapun.

Di Inggris saat ini terdapat satu partai yang didanai oleh zionis yahudi dan Inggris, yang secara aktif menyebarkan kebencian terhadap Islam, bernama English Defense League (EDL). Kelompok ini dalam beberapa tahun terakhir menyebar ke seluruh Eropa dan membentuk kelompok-kelompok sejenis. Dan salah satu aktifis kelompok semacam ini adalah Anders Behring, pelaku pembantaian massal yang menewaskan 77 warga Norwegia simpatisan perjuangan rakyat Palestina. Ia memiliki ratusan "teman" jejaring sosial "Facebook" yang berasal dari EDL. Baik EDL maupun Norwegian Defence League (NDL) adalah kelompok yang sama hanya beda nama dan tempat operasi. Sekali-sekali anggota-anggota NDL mendapat pelatihan di markas EDL.

Pada bulan Oktober 2010 pemimpin yahudi Amerika, Rabbi Nachum Shifren berkunjung ke markas EDL yang ia sebut sebagai "satu kelompok di Inggris yang memiliki keberanian moral". Sebaliknya dalam pidatonya Rabbi menghina Islam seolah tanpa batas dimana ia menyebut orang-orang Islam sebagai "anjing-anjing yang memakan hidup-hidup satu sama lain".

"Sejarah akan mencatat, yang akan dibaca oleh anak cucu kita dalam keabadian, sebuah kelompok telah memantik api kebebasan yang membebaskan kita dari penindasan, yaitu EDL yang membebaskan Inggris dari kejahatan," tambah Rabbi dalam pidatonya.

Tentu saja upaya-upaya penyebaran kebencian terhadap Islam tidak kalah gencarnya dilakukan di Amerika. Pendeta Terry Jones adalah ikon-nya dengan aksi bakar Al Qur'an-nya. Pada tgl 11 September lalu, atau bersamaan dengan ulang tahun Tragedi WTC ke 11, Terry Jones muncul dalam video streaming internet selama 13 menit mempromosikan film "Innocence of Muslims".



PRODUSER "INNOCENCE OF MUSLIMS" JALANI PEMERIKSAAN

Seseorang yang diduga menjadi produser "Innnocence of Muslims" kini menjalani pemeriksaan aparat penyidik dengan sangkaan melanggar hak siar dengan menggunakan nama samaran.

Seseorang bernama Nakoula Basseley Nakoula (55 tahun) dari Los Angeles, mengaku bukan sebagai penulis film "Innocence of Muslims", kecuali membantu logistik awak film. Namun seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya menyatakan kepada kantor berita Amerika, "Associated Press" bahwa Naloula, seseorang mantan narapida kasus kejahatan keuangan, adalah produser film tersebut.

Membuat film tentu saja bukan satu kejahatan di Amerika, namun apa yang dirilis Nakoula di internet melarangnya menggunakan nama samaran tanpa persetujuan pejabat berwenang.

"Kantor US Probation Office di Central District California kini tengah menyidiki kasus ini," kata Karen Redmond, jubir instansi tersebut kepada wartawan di Kantor Pengadilan Washington, DC, kemarin.

Pada tahun 2010, Nakoula dinyatakan bersalah dalam kasus kejahatan perbankan dengan menjalani hukuman salama 21 bulan di penjara dan 5 tahun dalam pengawasan pengadilan. Ia terbukti membuka kartu kredit dengan menggunakan identitas palsu. Namun sebelum habis masa tahanannya, ia dibebaskan dari penjara pada bulan Juni 2011.

Dalam kasus film "Innocence of Muslims" Nakoula yang juga disebut-sebut dengan nama Sam Bacile, mengaku mendapatkan 5 juta dollar dari komunitas yahudi Amerika untuk membuat film tersebut.



SUTRADARA FILM PORNO

Diduga film "Innocence of Muslims" disutradarai oleh Alan Roberts (65 tahun) seorang sutradara film-film murah yang berpengalaman dalam pembuatan film-film porno. Di antara film-film panas buatannya adalah "The Sexpert" dan  "The Happy Hooker Goes to Hollywood."

Nama Alan Robert muncul dalam daftar casting film "Innocence of Muslims" sejak pertengahan 2011 lalu kala film ini masih diberi judul "Desert Warriors." Namun nama Robert sebenarnya adalah Robert Brownell, yang namanya muncul dalam beberapa chek pembayaran yang dilakukan pada masa pre-produksi.

Setelah kerusuhan-kerusuhan merebak menyembunyikan diri dan menutup teleponnya. Diduga Alan Roberts menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh produser film yang mengaku sebagai Sam Bacile. Sebagaimana awak film lainnya, mereka semua terpedaya oleh pernyataan Bacile (Nakoula Basseley Nakoula) yang mengatakan kepada semua awak film bahwa mereka tengah membuat film tentang kehidupan orang-orang Mesir kuno, jauh sebelum lahirnya Nabi Muhammad.



Ref:
"Sinister September: Zionist anti-Islam plot simmering"; Ismail Salami; Press TV; 12 September 2012

"Suspected anti-Islam movie's producer may land in prison for probation violation"; Press TV; 15 September 2012

No comments: