Sunday 28 October 2012

PEMIMPIN "IDIOT" HANYA MEMBAWA KESENGSARAAN

Debat calon presiden Amerika terbaru minggu lalu tentang isu-isu kebijakan luar negeri bagaiman sebuah panggung "dagelan" belaka. Dengan para pemimpinnya yang tidak mengetahui peta dan letak geografis negara-negara penting di dunia semakin membuktikan bahwa Amerika tidak pernah berada pada posisi yang benar sebagai "pemimpin" dunia.

Jika dahulu Presiden George "Dubya" Bush, Jr tidak mengetahui letak negara Pakistan, negara sekutu utama di Asia Selatan, capres Romney kali ini tidak mengetahui letak negara Iran dan Syria, 2 negara yang kini menjadi perhatian utama Amerika. Romney juga tidak mengerti bahwa Iran memiliki pantai sepanjang 2.000 km serta tidak berbatasan langsung dengan Syria melainkan dengan Irak.

Saya pernah menyaksikan sebuah acara "reality show" di MTV yang menguji pengetahuan peta masyarakat Amerika. Dalam acara itu ditampilkan seorang "host" berdiri di pinggir jalan yang ramai. Ia menggelar peta Amerika berukuran besar dan meminta orang-orang yang berkumpul di sekelilingnya satu per-satu untuk menunjukkan negara bagian Utah. Dari ratusan orang yang berkeliling dan berlalu-lalang di sekitar, tidak satupun yang bisa menunjukkan dengan tepat posisi yang dimaksud hingga acara berakhir.

Saya (blogger) sudah mengetahui posisi peta ibukota-ibukota negara bagian Amerika ketika masih duduk di bangku SMP.

Bagi seorang penasihat keamanan Amerika, sangat mudah membohongi Romney atau presiden-presiden Amerima lainnya tentang posisi negara-negara di dunia. Misal menunjuk Iran dengan Kazakhstan, atau Brazil dengan Australia. Sebagaimana kata Gordon Duff, kolumnis asal Amerika di "Press TV", orang-orang Amerika memang tidak pintar tentang geografi, matematika, teknik, termasuk dalam bahasa.

"F... you, mother f....r!"

Saya tidak perlu menyebutkan kelemahan Presiden Obama yang hingga saat ini tidak bisa menunjukkan surat kelahirannya yang otentik, dan yang kepemimpinannya telah membuat beban hutang rakyat Amerika naik beberapa kali lipat sementara pada saat yang sama menggelontorkan ratusan miliar dolar (ribuan triliun rupiah) bailout kepada segerombolan investor dan bankir tamak.

Pit Romney juga salah kaprah memahami pernyataan Presiden Iran: "Sejarah akan menghapuskan zionisme dari butiran-butiran pasir waktu" dengan "Iran akan membom Israel". Ia bahkan berniat akan menyeret Iran ke mahkamah internasional karena dianggap melakukan "pembersihan etnis". Padahal Amerika telah mengundurkan diri dari mahkamah internasional karena takut para pemimpin mereka sendiri yang bakal menghadapi pengadilan perang.

Baru-baru ini institusi-institusi inteligen Amerika mendapatkan laporan dari Mossad yang menyebutkan bahwa "suatu pengiriman besar senjata-senjara berat" tengah bergerak dari Iran menuju Syria melalui jalan raya. Dua jalur disebutkan laporan tersebut sebagai jalur pengiriman senjata. Yang pertama melalui Baghdad menembus "jalur hijau" yaitu kawasan dengan pengawalan superketat tempat berkantornya kantor-kantor pemerintah, markas militer dan perwakilan negara-negara asing. Yang kedua melalui Mosul dimana Israel memiliki basis di sana.

Anehnya adalah meski melalui jalan raya ratusan kilometer dan menembus kota-kota penting dengan penjagaan superketat, laporan itu tidak didukung oleh fakta jelas seperti foto. Dengan lusinan drone dan masih leluasa mengelilingi udara Irak serta satelit-satelit canggihnya, baik Israel maupun Amerika mestinya dengan mudah akan mendeteksi "kiriman" tersebut. Atau setidaknya saat memasuki "green zone". Meski demikian inteligen Amerika memilih untuk "meloloskan" laporan itu untuk dikirimkan ke parlemen dan presiden Amerika.

Laporan mentah seperti itu, sama seperti laporan tentang senjata pemusnah massal Irak yang telah membodohi Presiden George "Dubya" Bush hingga memutuskan menyerang Irak, yang akan membodohi Romney kelak jika terpilih menjadi presiden, untuk menyerang Iran dan menduduki kembali Irak.



REF:
"Death knells for US colonial adventurism in Mideast"; Gordon Duff; Press TV; 25 Oktober 2012

No comments: