Sunday 6 January 2013

SEKALI LAGI TENTANG PEMBANTAIAN SANDY HOOK

Apa yang menjadikan penghalang bagi orang-orang yang telah membunuhi ribuan anak-anak Palestina, Irak, Afghanistan, Pakistan, Somalia dan berbagai negara lainnya, membunuh 20 anak-anak di SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut? Tentu saja tidak ada masalah sama sekali. Mereka bahkan melakukannya sembari tertawa. Seperti "orang tua palsu" yang di hadapan media massa dan disiarkan ke seluruh dunia, mengaku telah kehilangan anak tercintanya dalam peristiwa tersebut, atau Barack Obama yang berpura-pura bersedih dengan beberapa kali mengusap matanya seolah-oleh air mata telah menetes.

Demi Allah, saya telah melihat berkali-kali rekaman video "orang tua palsu" yang bercanda tawa hanya beberapa detik sebelum dan setelah memberikan pernyataan pers tentang anaknya yang menjadi korban yang disiarkan ke seluruh dunia. Saya juga telah melihat berulang-ulang rekaman video pidato Barack Obama terkait peristiwa pembantaian anak-anak di Sandy Hook. Meski berulangkali mengusap matanya, sama sekali tidak terlihat adanya air mata di pelupuk mata Obama. Semuanya itu adalah kebohongan yang sangat nyata, senyata kebohongan George W. Bush, Bill Clinton dan para politisi Amerika lainnya yang berpura-pura menangis saat menghadiri peringatan serangan WTC 2001.

Untuk meyakinkan Anda silakan melihatnya sendiri video di atas di alamat ini: http://www.thetruthseeker.co.uk/?p=62991

Mari kita kaji kembali berbagai kejanggalan dalam peristiwa pembunuhan Sandy Hook yang pada akhirnya akan membawa kita pada satu kesimpulan, yaitu adanya konspirasi besar untuk menerapkan pelarangan kepemilikan senjata api demi terwujudnya rencana pembentukan negara polisi di Amerika.

Keterangan resmi tentang tersangka pembunuhan massal Sandy Hook adalah seorang remaja berumur 20 tahun bernama Adam Lanza. Ia disebut membunuh ibu kandungnya sendiri Nancy Lanza hari Jum'at 14 Desember 2012 di rumahnya. Kemudian dengan sejumlah senjata dan amunisi Adam mengendarai mobil ibunya menuju bekas sekolahnya, SD Sandy Hook, menembak mati 27 orang, 20 di antaranya anak-anak, kemudian menembak diri sendiri.

Keterangan awal menyebutkan Adam menggunakan 2 senjata pistol merek Glock dan Sig Sauer yang ditemukan tergeletak di dekat mayatnya. Sedang senjata ketiga, senapan serbu kaliber 0,223 ditemukan di dalam mobil. Semua senjata itu terdaftar atas nama Nancy Lanza. Sementara mobil yang digunakan bermerek Honda warna hitam juga terdaftar atas nama Nancy.

Seorang pejabat kepolisian memberikan keterangan kepada media massa bahwa Adam adalah bekas murid di SD Sandy Hook dan ibunya juga seorang guru di sekolah itu. Pejabat itu juga mengatakan mayat Nancy Lanza ditemukan di antara mayat-mayat lainnya di kompleks sekolahan dan Nancy adalah korban pembunuhan pertama. Namun keterangan tersebut dibantah pejabat sekolah Sandy Hook yang menyebutkan bahwa baik Nancy maupun anaknya Adam tidak pernah belajar maupun mengajar di sekolah itu. Dan keterangan awal itu pun menguap begitu saja.

Kemudian terdapat informasi yang terdokumentasikan di media-media massa, berupa penangkapan salah seorang pelaku penembakan. Namun informasi ini, juga tersangka yang tertangkap itu pun menguap begitu saja.

Penangkapan tersebut sebenarnya sesuai dengan fakta bahwa penembakan di Sandy Hook, dengan banyaknya korban yang tewas dalam waktu yang relatif singkat, hanya bisa dilakukan oleh satu tim pembunuh bayaran bersenjata lengkap termasuk senapan serbu, bukan seorang remaja yang menenteng 2 senjata pistol.

Keberadaan satu tim pembunuh bayaran juga sesuai dengan keterangan seorang guru di sekolah tersebut, Kaitlin Roig. Kepada ABC News yang mewawancarainya Roig mengatakan telah menyembunyikan sejumlah pelajar ke dalam satu ruangan dan menguncinya dari dalam. Ketika polisi menggedor pintu dan memanggil keluar, ia memaksa polisi untuk menyelipkan identitasnya lewat bawah pintu demi memastikannya bukan sebagai penembak. Roig tidak percaya begitu saja pada polisi yang datang setelah melihat penembakan brutal dilakukan banyak orang.

Ketika polisi lokal tiba di lokasi, ternyata polisi federal telah tiba terlebih dahulu. Bukankah ini juga janggal? Bagaimana mungkin kepolisian dari pusat bisa mendapatkan informasi pertama dan tiba di lokasi lebih dahulu?

Keanehan lain juga terjadi di sana-sini: tidak adanya rekaman CCTV dari peristiwa tersebut padahal Sandy Hook dilengkapi dengan beberapa kamera CCTV, tidak adanya informasi tentang keberadaan mayat-mayat, ditolaknya tim medis pertama yang tiba di lokasi untuk memasuki lokasi penembakan, dan masih banyak lagi.

Shame on you fake parent. Shame on you Barack Obama.

No comments: