Sunday 6 September 2015

Konflik Suriah: Selamat Datang Rusia, Selamat Tinggal Amerika

Indonesian Free Press -- Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya mengkonfirmasi keberadaan personil militer Rusia di Suriah untuk mendukung regim Bashar al Assad, menyusul spekulasi yang beredar tentang bantuan besar-besaran Rusia kepada Suriah akhir-akhir ini.

Sejumlah media, bahkan termasuk media mapan Inggris The Telegraph tanggal 5 September lalu, melaporkan keberadaan pesawat-pesawat tempur SU-34 yang dipiloti oleh pilot-pilot Rusia di Suriah. Demikian juga drone-drone Rusia yang terbang di wilayah yang dikuasai kelompok Al Nusra dan ISIS di Suriah.

Berbicara kepada wartawan di Vladivostok akhir pekan lalu, Putin mengatakan, "Kami telah memberikan dukungan serius kepada Suriah dengan peralatan militer dan pasukan instruktur, dengan senjata-senjata kami."

Tidak hanya itu, Putin juga tidak memungkiri kemungkinan keterlibatan pasukan Rusia langsung dalam konflik di Suriah.

"Untuk mengatakan apakah kami siap untuk melakukan ini (campur tangan langsung) hari ini, sajauh ini masih terlalu dini untuk dibicarakan," katanya seraya menambahkan bahwa kemungkinan ini tidak bisa diabaikan dalam waktu dekat.

Putin juga mengatakan bahwa Rusia sangat serius untuk memerangi terorisme dan ekstremisme dengan membangun koalisi internasional. Untuk hal ini, ia juga mengaku telah mendapatkan dukungan Amerika.

"Kami terus melakukan konsultasi dengan mitra kami Amerika. Saya juga telah berbicara langsung dengan Presiden Obama mengenai hal ini," tambah Putin.

Minggu lalu televisi Suriah merilis gambar kendaraan lapis baja pangangkut pasukan BTR-82a buatan Rusia yang terlibat dalam pertempuran. Video itu juga memperlihatkan personil-personil militer yang berbahasa Rusia, terlibat dalam pertempuran.

Pada saat yang hampir sama media Israel 'Yedioth Ahronoth' melaporkan, berdasar sumber-sumber diplomatik, bahwa Rusia tengah bersiap-siap untuk menggelar 'ribuan pasukan' di Suriah untuk mengamankan pangkalan udara darimana pesawat-pesawat tempur Rusia tinggal landas untuk menyerang ISIS dan kelompok-kelompok teroris.

Meski laporan itu dianggap terlalu berlebihan karena Rusia tidak ingin kehabisan energi di Suriah sebagaimana Amerika di Afghanistan dan Irak, pernyataan Putin mengkonfirmasi keberadaan 'ratusan' personil militer Rusia di Suriah yang terlibat dalam pertempuran, meski hanya sebagai instruktur.

Seorang perwira militer Suriah yang membelot ke kubu pemberontak tahun 2012, juga mengungkapkan kepada The Telegraph tentang keberadaan personil-personil militer Rusia ini.

"Kebanyakan ruang operasi dan garis pertahanan dijalankan oleh para ahli militer Rusia. Mereka kebanyakan berada di sekitar Damaskus," kata pembelot itu yang tidak disebutkan identitasnya.

Laporan tentang dukungan militer Rusia itu bersamaan dengan upaya diplomatik Rusia yang intensif untuk membangun koalisi internasional anti-ISIS, yang anggotanya termasuk Suriah, negara-negara barat, Turki dan negara-negara Arab yang selama ini memusuhi Suriah, serta kelompok-kelompok pemberontak 'moderat'.

Langkah tersebut mendapat dukungan Presiden Barack Obama yang sejak tahun lalu telah berusaha membangun koalisi internasional anti-ISIS.

Dephan Amerika pada hari JUmat (4 September) mengatakan telah mengetahui keberadaan pasukan Amerika dan pesawat-pesawat tempur Rusia di Suriah dan 'memonitor situasinya dengan cermat'. Jubir Dephan Amerika Peter Cook juga mengatakan bahwa Amerika akan menyambut baik Rusia untuk memerangi terorisme.

Namun upaya Presiden Obama ini telah disabotase sendiri oleh unsur-unsur pemerintah Amerika sendiri, terutama dari Departemen Pertahanan dan CIA. Baru-baru ini situs independen terkemuka Voltaire.org melaporkan bahwa keberadaan pasukan binaan Amerika yang ditugaskan untuk memonitor posisi ISIS di Suriah untuk dihancurkan oleh serangan udara Amerika, telah dibocorkan sehingga mereka ditangkap oleh kelompok ISIS dan Al Nusra. Unsur-unsur internal Amerika pulalah yang juga telah menggagalkan upaya perdamaian melalui Konferensi Internasional untuk Suriah pertama dan kedua.

Akibat adanya resistensi itu mengakibatkan keinginan Barack Obama untuk menghentikan konflik Suriah sekaligus menghancurkan para teroris, sejauh ini mengalami kegagalan total. Padahal, Bashar al Assad, sebagaimana dikatakan Vladimir Putin minggu lalu, telah setuju untuk mengakhiri konflik dengan menggelar pemilu parlemen yang dipercepat dan membangun kontak dengan kelompok-kelompok pemberontak non-teroris.

Sejauh ini para pejabat negara-negara barat, Turki, Arab dan para pemberontak masih bersikukuh untuk menyingkirkan Bashar al Assad. Hal ini sekaligus memastikan bahwa pertempuran masih akan berlangsung di Suriah.(ca)

5 comments:

Unknown said...

Alhamdullilah kalau mmang benar Rusia membantu Syria ....bahkan saya berharap semoga Indonesia pun bisa membantu rakyat Syria untuk menghancurkan ISIS yg biadab dan kacung2 zionis laknatUllah...Doaku selalu menyertaimu wahai saudaraku seiman di seluruh bumi Syria....

Unknown said...

Sudah waktunya pasukan Rusia unjuk gigi di Suriah, selain mendatangkan pasukan sebagai Instruktur dan penasihat Militer, Rusia juga mendatangkan alutsista gaharnya untuk melindungi Suriah. Alutsista Rusia ''mengubah permainan''.

@ Radar
@ S-300 adalah rudal pertahanan udara jarak menengah-jauh, jangkauan S-300 bisa mencapai 300Km.
@ Buk-M3 adalah rudal pertahanan udara jarak sedang-menengah.
@ Jet Sukhoi Su-27 (Sebutan oleh NATO:Flanker-B) adalah pesawat generasi 4 yang sukses di pasaran (TNI-AU juga punya), kemampuannya tidak di ragukan lagi, pesawat Su-27 di ciptakan untuk melawan jet AS F-16 F-15 F/A-18 Super Hornet (Di datangkan untuk melawan F-16 F-15 Zionis Israel dan melakukan serangan darat terhadap teroris)
@ Jet Sukhoi Su-34 (Sebutan oleh NATO:FullBack) adalah pesawat pembom ringan generasi 4+. (Di datangkan untuk membom sarang teroris)
@ Jet Mig-29 Fulcrum (Di datangkan untuk melawan F-16 F-15 Zionis Israel dan melakukan serangan darat terhadap teroris)
@ Jet Mig-31 Interceptor adalah pesawat pencegat tercepat di dunia dengan kecepatan 3 Mach atau tiga kali kecepatan suara. (Di datangkan untuk mencegat F-16 F-15 Zionis Israel yang sering masuk ke wilayah udara Suriah)
@ Drone PCHELA-1T sebagai mata-mata

gogo said...

stlh s300 unjuk taring, giliran si cocor bebek.. next battle mngkin glirin armata

nice move rosiya

abu bakar said...

namun lavrov dan putin perlu diberikan kredit dan layak untuk hadiah nobel

lavrov membuat manuver hebat mengelakkan syria di serang tomahawk us 2013/14/
?

abu bakar said...

mesir mula menyokong assad, khabar buruk untuk mb dan sekutu...
langkah seterusnya akan ada tentera ke Damsyik,

http://indonesian.irib.ir/international/timur-tengah/item/100254-presiden-mesir-mendukung-bashar-al-assad