Sunday 6 December 2015

Rusia akan Bangun Pangkalan Udara Baru di Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan akan membangun pangkalan udara kedua di Suriah untuk menambah daya serangnya terhadap kelompok-kelompok pemberontak Suriah. Pangkalan udara ini berada di dekat kota Homs, yaitu pangkalan udara Shaayrat. Demikian laporan Business Insider tanggal 3 Desember lalu, dengan mengutip sejumlah sumber terpercaya di Suriah, .

Pangkalan udara baru ini dipercaya akan menampung helikopter-helikopter serang selain pesawat tempur. Rusia dikabarkan juga bakal mengirim helikopter tempur terbaiknya ke Suriah, Kamov Ka-52 'Alligator' dan Mil Mi-28N 'Night Hunter'.

"Fase persiapan bagi pangkalan udara Shaayrat telah hampir selesai. Ini akan disiapkan untuk menjadi pangkalan udara Rusia," kata sumber laporan itu seperti dilaporkan Business Insider.

Hal ini juga dibenarkan oleh kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), yang mengatakan kepada AFP bahwa Rusia akan meningkatkan pangkalan udaranya untuk melakukan operasi udara di wilayah tengah dan timur Suriah.

'Rusia tengah membangun landasan-landasan pacu baru di pangkalan udara Shaayrat dan memperkuat wilayah di sekelilingnya untuk segera digunakan dalam operasi-operasi militer di wilayah Homs dan sekitarnya," kata Rami Abdel Rahman, pimpinan SOHR kepada AFP.

Saat ini Rusia melancarkan serangan-serangan udaranya dari pangkalan udara di Latakia yang terletak di barat-laut Suriah. Dengan pangkalan baru Rusia menambah kemampuan serangan udaranya ke wilayah selatan dan timur Suriah. Dengan pangkalan baru ini berarti juga terjadi penambahan kekuatan udara Rusia di Suriah secara signifikan.

Menurut laporan Now Lebanon, pangkalan udara Al-Shayrat memiliki sekitar 45 hangar pesawat yang telah diperkuat sehingga tahan terhadap tembakan bom. Selain itu pangkalan udara ini juga dilengkapi dengan andasan pacu cadangan.

Menurut laporan itu Rusia tengah merencanakan menambah pesawat tempurnya di Suriah menjadi lebih dari 100 unit dalam waktu dekat.

"Laporan-laporan tentang pangkalan udara baru itu, jika benar, menandakan Rusia membutuhkan pijakan baru untuk memenuhi tujuannya di Suriah," kata Paul Stronski, pakar Rusia dan Eurasia di Carnegie Endowment for International Peace, kepada Business Insider.

“Tujuan Rusia kemungkinan juga akan berubah karenanya," tambahnya.

Stronski menyebut operasi-operasi militer Rusia di Suriah telah sampai pada tahap yang berisiko serius, lebih dari perkiraan semula sejak Rusia melancarkan serangan udara tanggal 30 September lalu.

Menurut Rahman Rusia telah menggunakan pangkalan udara Shaayrat dalam operasinya menyerang sasaran ISIS di wilayah timur Suriah. Helikopter-helikopter serbu Rusia terlibat pertempuran membantu pasukan pemerintah Suriah di Palmyra, yang terletak 130 km sebelah timur Shaayrat.

"Dengan keberadaan helikopter-helikopter Rusia di Shaaryat dan persiapan tengah dilakukan untuk menyambut kedatangan pesawat-pesawat tempur, akan memberikan Rusia keleluasaan dalam menjalankan operasi-operasi militernya," kata Boris Zilberman, pakar Rusia di Foundation for the Defense of Democracies, kepada Business Insider.

Langkah Rusia ini bisa juga diartikan sebagai upaya Rusia untuk menunjukkan keseriusan langkahnya di Suriah, terutama setelah insiden ditembaknya pesawat SU-24 Rusia oleh Angkatan Udara Turki tanggal 24 November lalu. Setelah peristiwa ini Rusia semakin memperkuat kedudukannya di Suriah dengan mengirim sistem pertahanan udara canggih S-400 dan S-300 ke Suriah. Rusia juga meningkatkan operasi militernya di Suriah.


Helikopter-Helikopter Canggih Rusia
Sementara itu kantor berita Rusia Sputnik News pada 30 November lalu melaporkan bahwa dalam operasi penyelamatan pilot pesawat SU-24 Rusia yang ditembak jatuh oleh Turki Rusia melibatkan helikopter-helikopter canggih Kamov Ka-52 Alligator dan Mil Mi-28N Night

Hunter. Helikopter-helikopter itu diterbangkan dari pangkalan udara Hmeymim di Latakia yang menjadi pangkalan udara Rusia di Suriah selama ini.

Kamov Ka-52 dan helikopter Ka-50 Black Shark biasanya digunakan untuk mendukung operasi militer pasukan khusus Rusia, sedangkan Mil Mi-28 dirancang sebagai helikopter serang utama.

Ini merupakan konfirmasi pertama dari keberadaan helikopter-helikopter tersebut sejak Rusia melancarakan operasi militer di Suriah.(ca)

No comments: