Thursday 17 March 2016

Penyidik Italia Ungkap Bisnis Ilegal Erdogan Melalui Lebanon

Indonesian Free Press -- Sumber internal penyidik Italia menyebutkan bahwa bisnis ilegal yang dijalankan Bilal Erdogan, putra kandung Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan, dilakukan melalui operatornya di Lebanon.

Kantor berita GPD dalam laporannya tanggal 15 Maret lalu (Exclusive: Bilal Erdogan’s Criminal Partnerships Outlined) menyebutkan informasi yang diperoleh para penyidik Italia terkait kasus pencucian uang yang dilakukan Bilal, yaitu bahwa Bilal menyelundupkan minyak ilegalnya dari pelabuhan Mersin di Turki menuju pelabuhan Beirut, Lebanon.

Skema itu dijalankan oleh perusahaan milik Bilal di Lebanon, Erdoga HODICO S.a.l. and Partners. Di perusahaan ini Bilal berkongsi dengan keluarga Najib Mikati, mantan Perdana Menteri Lebanon. Di Mersin sendiri Bilal Erdogan adalah pemilik saham terbesar perusahaan pengelola pelabuhan dengan menggunakan tangan kanannya, Hassan Juneyd Zapsu.

Najib Mikati sendiri menjadi figur yang kontroversial ketika mengundurkan diri dari posisinya sebagai perdana menteri tahun 2011 sebagai protes terhadap Hizbollah yang menolak memperpanjang jabatan Ashraf Rifi sebagai kepala kepolisian federal. Rifi adalah musuh Hizbollah yang pernah berusaha merampas jaringan komunikasi milik organisasi perlawanan itu tahun 2008. Baru-baru ini Rifi juga mengundurkan diri sebagai Menteri Kehakiman, lagi-lagi dengan dalih memprotes 'dominasi' politik Hizbollah. Padahal, Rifi-lah yang melanggar kesepakatan tak tertulis antara blok politik Hizbollah Cs dengan kubu pro-Saudi/Amerika.

Sebagai tambahan, sebagian minyak yang diselundupkan, yang berasal dari Suriah dan Irak, melalui tangan TUPRAS Company dimana Bilal juga menjadi salah satu pemilik modal utama. Perusahaan ini juga mengoperasikan beberapa fasilitas pengolahan minyak mentah di Turki termasuk di Kirikkale.

Uang hasil pencucian minyak Bilal Erdogan dan istrinya, Retvan Erdogan, ditempatkan di rekening HALK BANK di Bahrain dan HSBC Turkey di Northern Cyprus. Uang kas disetorkan dan diambil oleh Gökhan Kantardzhigil melalui bank ABN-AMRO di Amsterdam, Belanda. Kantarcigal adalah Ketua Kamar Dagang Turki-Colombia.

Fakta-fakta ini menjelaskan keterkaitan keluarga Presiden Turki dengan konflik Suriah dan Irak dan kengototan Erdogan untuk menguasai wilayah Kurdistan, yaitu untuk mengamankan kepentingan bisnisnya.

Selain itu, perusahaan konsultan perminyakan, Rusted Energy, dalam laporannya juga membenarkan keterlibatan keluarga Erdogan dalam penyelundupan minyak, termasuk dari wilayah-wilayah yang dikuasai kelompok teroris ISIS.(ca)

No comments: