Monday 28 March 2016

Perangi Teroris Suriah, Putin Sebut Kemungkinan Gunakan Nuklir

Indonesian Free Press -- Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut kemungkinan penggunaan senjata nuklir untuk mengalahkan teroris di Suriah jika diperlukan.

Hal itu dikatakannya seusai melakukan analisa keefektifan rudal-rudal jelajah Rusia dalam operasi militer di Suriah. Demikian kantor berita Russia Today melaporkan, Minggu (27 Maret).

"Kita harus menganalisa semua yang terjadi di medan perang, bagaimana senjata-senjata kita bekerja. Rudal-rudal Kalibr (rudal jalajah yang ditembakkan dari kapal) dan KH-101 (rudal jelajah yang ditembakkan dari pesawat) telah terbukti sebagai senjata modern yang sangat efektif, dan kita telah mengetahui dengan pasti bagaimana dampaknya senjata seperti ini dilengkapi dengan hulu ledak nuklir. Secara natural itu tidak dibutuhkan untuk melawan teroris, dan saya berharap kita tidak perlu menggunakannya," kata Putin dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Sergey Shoigu di Kremlin baru-baru ini.

Sebelumnya, hari Selasa (22 Maret) sebuah kepal selam kelas 'Kilo' Rusia, Rostov-on-Don, menembakkan rudal-rudal Kalibr-PL ke posisi teroris ISIS di Raqqa. Rudal-rudal itu ditembakkan dari bawah permukaan air di Laut Mediterania.

“Kami telah meluncurkan rudal-rudal itu, yang terbang dan mengenai sasaran-sasarannya. Kami telah memberitahukan teman-teman Israel dan Amerika tentang peluncuran ini,” kata Shoigu dalam pertemuan itu.

Rudal-rudal jelajah Kalibr dan KH-101 memulai debutnya dalam perang Suriah, sekaligus mengejutkan dunia bahwa Rusia ternyata mampu melancarkan serangan jarak jauh dengan cepat dan tepat. Selama ini rudal-rudal jelajah hanya digunakan Amerika dalam operasi tempur, dimulai sejak Perang Teluk I tahun 1990, hingga Perang Teluk II tahun 2003.

Berbeda dengan rudal jelajah Tomahawk milik Amerika yang terbang dengan kecepatan sub-sonik, rudal Kalibr dan KH-101 terbang dengan kecepatan hingga 2,5 kecepatan suara sebelum mencapai sasaran. Dengan kecepatan lebih tinggi, berarti daya hancur rudal ini pun lebih besar. Selain itu kedua rudal Rusia ini juga memiliki daya jangkau jauh lebih besar. Rudal Kalibr yang ditembakkan Rusia dari Laut Kaspia dalam operasi di Suriah ini menempuh jarak 1.500 km. Jarak efektif rudal ini bahkan disebut mencapai 2.500 km.

Bisa dibayangkan jika hulu ledak senjata seperti ini diganti dengan hulu ledak nuklir taktis, seperti disinggung Putin. Kehancuran yang dialami teroris ISIS tentu lebih hebat.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Ttp dmpak lingkunganny mnjdi truhan, blm lg jk para pmberontak dsusupi pula dg arsenal nuklir. Nuclear war bs terjadi. Nmun putin berhasil buat ciut nyali dg statemant ny itu..

yakena.com