Thursday 7 April 2016

Skandal Kotor Bernama 'Panama Papers'

Indonesian Free Press -- Minggu lalu situs Veterans Today melaporkan tentang agen dinas rahasia Turki, Sawash Yeldiz, dalam interogasi yang dilakukan kelompok Popular Party of Kurdistan (PPK) yang menangkapnya, mengungkapkan kaitan antara Presiden Erdogan dengan serangan Brussels.

Akibat informasi ini, Sekretaris Jendral European Department for Security and Information (DESI), Haissam Bou Said, yang dianggap bertanggungjawab atas bocornya informasi ini, diancam oleh inteligen Israel yang diduga terlibat dalam serangan Brussels.

Ini adalah konekuensi nyata atas bocornya sebuah informasi yang sensitif. Dalam banyak kasus lain, puluhan atau bahkan ribuan, orang-orang dibunuh secara misterius karena dianggap membocorkan informasi penting.

Dalam minggu ini dunia digemparkan oleh skandal 'Panama Papers', yaitu bocornya informasi tentang orang-orang atau lembaga yang terlibat dalam bisnis keuangan dengan konsultan keuangan Mossack Fonseca yang berbasis di Panama, Amerika Latin. Dan meski bocornya informasi tersebut memiliki konsekuensi luas, termasuk kredibilitas Mossack Fonseca, perusahaan ini dengan santai berdalih bahwa mereka hanya menjadi korban peretasan. Tidak ada informasi tentang siapa yang melakukan peretasan.

Bagi yang sedikit saja faham tentang teknologi informasi, setiap tindakan peretasan selalu meninggalkan jejak. Dan jika Mossack Fonseca serius, mereka akan memburu peretas tersebut 'sampai titik darah penghabisan'. Dibantu oleh negara-negara dan tokoh-tokoh yang turut dirugikan oleh bocornya informasi tersebut, keberadaan peretas tersebut tidak akan lama untuk diketahui.
Namun masalahnya menjadi lain, jika Mossack Fonseca sengaja membocorkan informasi tersebut.

"Panama Papers adalah kejahatan, dokumen-dokumen asli yang diserahkan kepada organisasi buatan Mossad yang kini memiliki rahasia keburukan banyak orang berpengaruh untuk membuat dunia menjadi lebih buruk. Ini jugalah yang telah dilakukan Wikileaks," tulis Gordon Duff di situs Veterans Today.

Ribuan dokumen Panama Papers pertama kali bocor, atau dibocorkan kepada sebuah media Jerman, Suddeutsche Zeitung, tahun lalu. Namun baru setelah dokumen-dokumen itu diserahkan kepada kelompok International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), informasi itu bocor ke publik secara massif.

ICIJ sendiri adalah sebenarnya adalah kelompok proksi yahudi yang dijalankan oleh lembaga kajian Amerika, Center for Public Integrity. Donatur utama lembaga ini adalah Ford Foundation, Carnegie Endowment, Rockefeller Family Fund, W K Kellogg Foundation, dan Open Society Foundation milik George Soros.

Jika melihat daftar bocoran Panama Papers yang beredar di media massa, kebanyakan 'klien' Fonseca Papers yang bocor adalah perusahaan, badan, dan individu musuh atau dapat diasosiasikan sebagai musuhnya 'Imperium' zionis internasional. Ada Vladimir Putin dan keluarga Bashar al Assad. Namun tidak ada nama-nama elit-elit Amerika dan Israel, dan terlebih lagi tidak ada keluarga kapitalis yahudi. Kalaupun ada, mereka hanyalah 'profesional', atau buruh bergaji mahal, yang bisa diganti setiap saat.

Mantan pejabat tinggi Amerika yang menjadi penulis dan jurnalis independen, Craig Murray, menulis: "Tapi mengapa fokus pada Rusia? Kekayaan orang-orang Rusia hanya sebagian kecil dari uang yang disembunyikan Mossack Fonseca. Pada kenyataannya, ini akan menjadi jelas bahwa ini adalah sebuah laporan yang 'tebang pilih'."

Sementara itu media Inggris, The Guardian, menulis: "Sebagian besar dari data yang bocor akan tetap dirahasiakan.”

"Jangan berharap sebuah laporan yang sebenarnya tentang kapitalisme barat. Rahasia-rahasia kotor perusahaan-perusahaan barat akan tetap rahasia," tulis Duff lagi.

Untuk mengelabuhi publik, laporan itu juga menyebutkan beberapa 'sekutu' Imperium, seperti keluarga Clinton dan Cameron, atau para pemimpin Arab. Namun, mereka hanyalah 'alat' yang bisa dibuang dan diganti dengan yang baru.

"Seperti kasus pedophile di Inggris, ini akan berakhir sama, sahabat-sahabat yang sudah tua atau 'melanggar garis merah', akan dilemparkan ke kawanan srigala. Mossad menyukai hal ini, karena memberikan kesempatan lebih baik kepada mereka untuk mengendalikan ribuan pemimpin yang korup," tambah Duff.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Informasi yg bocor scra sistematis, anonim n tiba mnjdi pehtian media mainstream tk bs djauhkn dr kaki tgn konspirator.
Bs jd bocoran ini mmng bertujuan utk mnjungkalkn lawan2 kapitalis barat yg ddukung jewis..