Thursday 2 June 2016

Diplomat dan Jurnalis Iran yang Hilang tahun 1982 Ternyata Ditahan Israel

Indonesian Free Press -- Tiga orang diplomat dan seorang jurnalis Iran yang hilang diculik di Lebanon tahun 1982 ternyata mendekam dalam tahanan Israel.
Seorang warga Yunani yang ditahan Israel dan baru saja dibebaskan mengatakan hal itu kepada para pejabat Kedubes Iran di Athena, seperti dilaporkan kantor berita Iran FARS News Agency. Ia mengklaim telah melihat keempat warga Iran itu selama dalam tahanan.

Mengutip laporan itu News Brief menyebutkan pada hari Selasa (31 Mei), keempat warga Iran itu diculik di Lebanon saat Israel menyerang negara itu tahun 1982 dan menduduki wilayah selatan Lebanon yang mayoritas dihuni warga Shiah. Penculikan itu dilaporkan dilakukan oleh milisi Kristen Falangis yang pro-Israel, dan kemudian mereka diserahkan ke Israel.

Namun Israel mengklaim keempatnya telah dieksekusi oleh milisi Falangis tidak lama setelah diculik.


Betapapun, laporan yang pertama kali dipublis oleh media berbahasa Arab 'al-Rai al-Youm' itu memperkuat dugaan keterlibatan Israel dalam penculikan itu.

Sebelumnya, akfitis Palestina Ahmad Habibollah Abu Hesham, yang pernah ditahan bertahun-tahun oleh Israel, mengklaim keempat warga Iran itu ditahan di penjara Atlit, Israel. Pemerintah Iran juga bersikeras keempatnya masih hidup dan ditahan Israel.

Jika benar, pertanyaannya adalah untuk apa Israel menahan keempatnya selama lebih dari 30 tahun? Selama ini Israel biasa menahan warga Palestina untuk dijadikan alat-tukar dengan prajuritnya yang ditangkap Palestina. Kemungkinan hal inipun dilakukan Israel untuk menjadikan keempatnya sebagai alat tukar tawanan jika ada agen-agen Israel yang tertangkap di Iran.

Masalahnya adalah, yang dilakukan Israel itu melanggar HAM dan prinsip-prinsip hubungan luar negeri.

Laporan ini muncul tidak lama setelah Menteri Pertahanan Iran Jendral Hossein Dehqan bahwa Iran memiliki bukti kuat bahwa Israel telah menahan keempat warga Iran itu.

"Kami mengklaim berdasarkan bukti-bukti kuat bahwa mereka masih hidup dan ditawan oleh regim zionis," kata Jendral Dehqan dalam wawancara dengan Defa Press.

Perlu diketahui bahwa Perang Lebanon-Israel tahun 1982 menjadi ajang pertama perang proksi Israel melawan Iran. Saat itu Iran, meski tengah menghadapi invasi Irak dalam Perang Iran-Irak, mengirim sukarelawan dan pasukan khusus ke Lebanon untuk membantu milisi-milisi Shiah menghadapi serangan Israel. Itulah awal terbentuknya milisi Hizbollah yang ditakuti Israel saat ini.(ca)

No comments: