Friday 11 November 2016

BOLA DI TANGAN TITO (TAPI FAKTOR JOKOWI PALING DOMINAN)

Indonesian Free Press -- PENGANGAR : Ini adalah tulisan yang saya copaskan dari status teman di Facebook. Point-nya adalah tentang peran penting Kapolri Tito Karnavian dalam kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok. Saya setuju, namun saya juga berpendapat bahwa faktor Jokowi justru paling kuat di balik kegaduhan kasus ini. 'Perlindungan' Jokowi atas ahok memberi kekuatan Kapolri untuk bertindak subyektif dalam menangani kasus Ahok. 
Seperti ditulis Ahok dalam kicauan di Twitter yang beredar di media sosial beberapa waktu lalu, ahok memiliki kartu truf untuk membongkar kecurangan-kecurangan Jokowi selama ini. Selain itu, diduga kuat Jokowi juga mendapat tekanan kuat dari para Taipan pendukung Jokowi-Ahok, untuk melindungi Ahok. 

==================
Tulisan yg sangat bagus, sebarkan untuk pengawasan bersama_
Pasca #aksidamai 411, ada komitmen penyelesaian hukum scr cepat, tegas, n transparan paling lama dua minggu.
Presiden Jokowi, yg selama ini diopinikan memberi perlindungan pada Ahok, dalam pertemuan dg PBNU menegaskan tidak akan melindungi Ahok. Urusan Gubernur DKI adalah urusan pribadi. Bahkan, hal ini ditegaskan kembali saat kunjungan ke Muahammadiyah....
Presiden Joko Widodo kembali menegaskan bahwa dirinya tidak mengintervensi proses hukum terkait dengan dugaan penistaan agama yang menjerat Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Bahkan ia menyatakan tidak akan melindungi pria asal Belitung Timur tersebut.
"Rakyat perlu tahu, saya tidak akan melindungi saudara Basuki Tjahaja Purnama karena sudah masuk proses hukum," ujar Joko Widodo saat memberikan keterangan di kantor Muhammadiyah, Selasa, 8 November 2016.
*Kini, bola ada di Kapolri, Jenderal Tito Karnavian*.
Cuma, publik harus melakukan pengawasan ekstra keras, krn ada petunjuk yg mengindikaikan dugaan kuat kemiringan dalam proses pemeriksaan.
Ada indikasi, proses pemeriksaan dilakukan dg tidak fair.
1. Muncul bbrpa statemen Kapolri yg mengesankan pemihakan, soal kata "pake" misalnya, kapolri sdah beropini yg mengarahkan pemihakan pd ahok.
Dalam wawancara kepada media Kapolri Jenderal Tito Karnavian menjelaskan pentingnya keberadaan kata ‘pakai’. Jika dibohongin Al
Maidah 51 berarti yang berbohong itu ayatnya. Jika ada kata ‘pakai’ maka yang berbohong adalah orangnya dengan berdalih menggunakan ayat.
Jenderal Tito juga mengomentari pernyataan sikap MUI yang menyatakan Ahok menistakan Al Quran.
Menurut Jenderal Tito: “Dalam konteks kita lihat kata-kata itu, tidak ada sedikitpun kata-kata mengatakan yang bersangkutan terlapor mengatakan Al Maidah itu bohong….”
lihat video lengkapnya:
2. Kapolri Tito, waktu jadi kapolda memiliki hutang budi pd Ahok.... ini jelas bisa melahirkan konflik interest, dan mencederai semangat keadilan dalam proses penyidikan.
Video Pidato Tito karnavian di bawh ini menunjukkan Tito memuji2 Ahok krn bantuan materi yg diterima.
Ini Video youtube nya

3. Ahok menegaskan, punya sikap percaya diri karena merasa dapat beking dari Pak Tito.
"Orang bilang saya bernyali. Enggak. Saya bernyali karena ada yang beking, yakni Pak Kapolda (Tito)," kata Ahok dalam sambutannya di Balai Pertemuan Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Gatot Subtroto, Jakarta Pusat, Senin (21/3/2016).
4. Dalam proses penyelidikan yg berlangsung, pertanyaan2 yg diberikan oleh penyelidik kepada Ahli diarahkan untuk berkesimpulan agar tdak ada unsur penistaan, al. menanyakan soal *ada atau tidak adanya niat, soal video yg diedit, soal hukum mengunggah konten ke media elektronik, dan beberapa pertanyaan yg dikesankn diarahkan agar seolah tidak ada unsur penodaan agama, dan kesan melindungi ahok*
Untuk itu, ayo terus kita
awasi proses penyelidikan, apakah Kapolri konsisten menjaga independensi dan profesionalitanya, sebagaimana janji yg meyakinkan saat fit n proper test di DPR, konsisten menjaga amanat n kmtmen Presiden untuk tidak melindungi ahok.... atau justru tersandera oleh budi baik n bantuan materi sehingga disibukkan oleh langkah2 konyol.
Jawabannya akan kelihatan dua minggu ke depan.
Senior2 di polri perlu melakukan pendampingan, bimbingan, dan mentoring agar kapolri tetap on the track dan tidak masuk angin hanya krn kedekatan dg ahok. Kalau perlu buat komunike jenderal polisi yg jd senior kapolri u mengingatkannya.
Hasil penyelidikan yg dilkukn polisi dalam dua minggu ke depan akan dapat menunjukkan posisi Kapolri, apakah sosok penegak hukum yg ksatria, independen, atau justru sosok pecundang yg tersandera oleh ahok n bandarnya. Jika yg kedua yg terjadi maka Kapolri harus bertanggung jawab dunia akherat; tanggung jawab jika tjadi gejolak sosial n ancaman disintegrasi bangsa.
Kita lihat....

1 comment:

Kasamago said...

Melihat perkembangan penyidikan yg bgtu sepoi sepoi, dan jelajah safari RI 1 ke Kopassus, marinir dan brimob mengindikasikan adny persiapan mnymbut aksi damai ke 3..

Smg itu smua tdk terjadi