Wednesday 2 November 2016

Rusia Siap Lancarkan Serangan Penuh ke Aleppo

Indonesian Free Press -- Dengan perang di Aleppo yang tidak kunjung usai, Rusia dikabarkan tengah menyiapkan serangan besar-besaran untuk mengakhirinya. Demikian laporan sejumlah media internasional.

Kantor berita The Daily Mail, dengan mengutip The Times, 31 Oktober lalu, melaporkan bahwa Rusia tengah mempersiapkan serangan besar-besaran ke Aleppo dengan melibatkan kapal induk satu-satunya yang dimiliki Rusia.

"Vladimir Putin akan melancarkan 'serangan militer penuh' ke Aleppo secepatnya dalam minggu ini," tulis laporan itu dengan mengklaim mendapatkan informasi itu dari kalangan inteligen yang terpercaya.

Serangan ini sengaja dilakukan pada saat Amerika melaksanakan pemilihan presiden, dimana diharapkan reaksi Amerika tidak akan terlalu signifikan.

Serangan dipastikan akan melibatkan satu-satunya kapal induk Rusia, Admiral Kuznetsov yang tengah dalam perjalanan menuju Laut Mediterania timur. Admiral dilengkapi dengan sejumlah besar pesawat tempur dan pembom yang dipastikan memberikan daya pukul yang lebih besar untuk membantu serangan.

"Kami perkirakan Rusia tengah dalam persiapan melancarkan serangan besar-besaran ke Aleppo," kata seorang sumber terpercaya The Times.
Veterans Today melaporkan bahwa tiga kapal selam, termasuk dua kapal selam bertenaga nuklir kelas Akula, telah bergabung dengan armada pimpinan Admiral Kuznetsov yang kini telah berada di lepas pantai Afrika Utara. Ketiga kapal selam tersebut dilengkapi dengan rudal jelajah Kalibr-N yang tengah 'naik daun' selama konflik di Suriah, karena keberhasilannya menghancurkan sasaran dari jarak jauh.


Pemberontak Kembali Gagal Pecahkan Kepungan

Veterans Today juga melaporkan bahwa pada tanggal 28 Oktober  kelompok koalisi Jaish al-Fatah yang dimotori oleh Jabhat Fatah al-Sham (sebelumnya bernama Jabhat al-Nusra, bagian dari kelompok teroris Al Qaeda) gagal memecahkan kepungan yang dilakukan pasukan koalisi pemerintah di timur Aleppo.

Setelah sebelumnya mengalami keberhasilan dengan mengandalkan serangan bom bunuh diri, sementara Rusia dan Suriah masih terikat dengan komitmen penghentian serangan udara, gerakan pasukan koalisi Jaish al-Fatah terhenti di wilayah yang tak berpenghuni. Upaya memecah kepungan di jalan raya Ithriyah-Aleppo juga mengalami kegagalan.

Pasukan Suriah mendapat bantuan dari pasukan khusus Tiger Forces dengan komandannya, Meyjend Suheil Al Hassan, tiba di kota itu untuk mengkoordinasikan kekuatan menghadapi para teroris. Pasukan Hezbollah dan Harakat Hezbollah al-Nujaba (dari Irak) terlibat dalam operasi penghadangan pemberontak.

Pada 31 Oktober pasukan Tiger Force yang didukung pesawat-pesawat tempur Suriah berhasil memukul mundur pemberontak di wilayah Minyan dan Proyek Apartemen 3000, merebut kawasan pemukiman al-Assad dan melancarkan serangkaian serangan balik di kawasan Proyek Apartemen 1070.

Sejak mulainya serangan di Aleppo kelompok Jaish al-Fatah kehilangan sekitar 120 pasukan, 7 kendaraan lapis baja, 19 kendaraan berbahan peledak (VBIED), 7 kendaraan taktis, 2 tank, dan 2 artileri. Sementara pasukan pemerintah kehilangan 45 personil, 3 tank dan 3 kendaraan taktis.(ca)

No comments: