Monday 13 February 2017

INI YANG SEBETULNYA TERJADI

Oleh: Kurnelius Eko Ismadi*


Indonesian Free Press -- Tahun 1965, TNI bersama umat Islam, Katolik, Kristen dan Hindu, bahu membahu menumpas komunis di Indonesia. Baik para seniornya maupun mahasiswanya.

Mahasiswanya (HMI, PMII, IMM, GMKI, PMKRI dan lain2) di jaman Orde Baru membentuk "pressure group" namanya Kelompok Cipayung. Kelompok ini termasuk yang aktif mengkoreksi kebijakan2 Orde Baru yg tidak pro rakyat. Tetapi setelah tokoh-tokohnya disumpal dengan JABATAN dan FASILITAS USAHA, maka mereka pun diam seribu bahasa.

Akibatnya Kelompok Cipayung IMPOTEN, dan naikpanggunglah kelompok INTRA UNIVERSITAS (Dewan dan Senat Mahasiswa) yang berjuang membela suara dan kepentingan rakyat. Meski akhirnyaDM/SM se Indonesia dikalahkan dalam "Perang Badar" di tahun 1977/1978 (perang terlama antar pemerintah dan mahasiswa yaitu 2 tahun) dengan klimaks penyerbuan kampus-kampus di Indonesia terutama Bandung, Bogor dan Jogya. Sebelumnya (1974) mahasiswa juga dikalahkan dengan cara "dikadali" dalam Peristiwa Malari di Jakarta.

Dalam era Orde Baru Kelompok Komunis berjuang di bawah tanah dengan Organisasi Tanpa Bentuk dikenal sebagai OTB. Mereka menyimpan DENDAM KESUMAT terhadap kelompok agama terutamanya Islam dan terutama sekali NU dan Muhammadiyah yang telah menjadi ujung tombak penumpasan komunis di Indonesia di tahun 1965. Tentu saja juga terhadap TNI yang merupakan MUSUH BEBUYUTAN sejak PERISTIWA MADIUN.

Di lain pihak, KONGLOMERAT CHINA yang tumbuh besar di era ORDE BARU, melihat kesempatan EMAS dengan memanfaatkan kondisi di atas untuk MENGUASAI INDONESIA SEPENUHNYA. Juga Amerika Serikat yang mencemaskan TUMBUHNYA ISLAM FUNDAMENTAL di Indonesia, melihat ada KEKUATAN BARU (Taypan) yang dianggap mampu menahan tumbuhnya Islam Fundamental ini. Terjadilah KONSPIRASI BESAR untuk menguasai Indonesia oleh DUA KEKUATAN INTERNASIONAL ini yang sejatinya berlawanan kepentingan. Tetapi untuk Indonesia mereka memiliki SATU AGENDA yang sama. HANCURKAN ISLAM FUNDAMENTALIS.

Mengingat bahwa tak ada satu kekuatan kelompok baik agama maupun ideologis yang mampu menandingi kelompok Islam, mulailah para konglomerat yang kita sebut sebagai Taypan itu berkomplot dengan Amerika untuk menyatukan kekuatan-kekuatan non Islam termasuk anggota-anggota komunis yang juga sudah beranak pinak. Mereka bukan memanfaatkan ideologi komunisnya -yang di dunia sudah punah- tetapi memanfaatkan kekuatan populasi anggota-anggotanya yang sudah beranak pinak itu. Dendam orang tua-orang tua mereka digunakan sebagai perekat antar mereka yang digabungkan dengan kekuatan- kekuatan non Islam yang juga takut terhadap kebangkitan Islam Fundamentalis, lengkaplah untuk dijadikan suatu kekuatan KONSPIRASI menghancurkan kekuatan Islam Fundamentalis di Indonesia.

Sementara di dalam Islam sendiri, cukup banyak kelompok-kelompok yang juga tidak menginginkan kaum Islam fundamentalis tumbuh dan berkembang, di antaranya kelompok Islam Liberal (yang menyusup ke NU dan Muhammadiyah), Islam Abangan, Islam Lokal (yang mendominasi NU dan bersinggungan erat dengan abangan), Islam Politik (yang memanfaatkan Islam untuk kepentingan duniawi), Islam munafik yang justru takut bila Syariah Islam diterapkan di Indonesia. Belum lagi penganut Syiah dan Ahmadiyah yang mengaku Islam meski tak diakui oleh penganut Islam terbesar di dunia (Islam Suni).

Semua kekuatan-kekuatan ini sengaja dipupuk keakuannya sehingga pertumbuhan masing-masing kelompok tertuju ke dalam diri masing-masing sehingga semakin terbentuk EGO-EGO subjektifitas yang absurd. Lalu dibuatlah skenario pengkucilan terhadap kelompok Islam Fundamentalis melalui "boneka-boneka" mereka yang tentu saja mendapat reaksi perlawanan dari kelompok bersangkutan. Itulah yang diharapkan para pembuat skenario agar setiap kelompok saling berpolemik dan bahkan kalau mungkin beradu fisik.

BUDAYA PERADABAN AKHIR ZAMAN adalah KONFLIK. Karena di dalam konflik itulah pelaku pengadu domba BISA HIDUP. Mereka akan MATI bila budaya sistem yang terbentuk bersifat DAMAI.

Itulah DUNIA TAYPAN SERAKAH. Kita masuk di dalam skenario ADU DOMBANYA.***

*Seorang perwira TNI. Dicopas dari status Facebook beliau.


Catatan blogger: Islam fundamentalis sebagaimana di tulisan tersebut di atas maksudnya adalah kalangan Islam non-liberal, yang menginginkan aspirasi Islam dihargai sebagai landasan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dalam konteks Indonesia saat ini, tidak hanya FPI yang dianggap sebagai Islam fundamentalis, melainkan juga kelompok-kelompok Islam lainnya termasuk NU dan Muhammadiyah. Musuh-musuh agama dan musuh Islam sengaja menyamarkan target sasaran mereka yang hendak dihancurkan dengan dikotomi fundamentalis-moderat. Pada saatnya ketika Islam fundamentalisme sudah berhasil dimarginalkan, yang moderat pun bakal dihancurkan.

1 comment:

Kasamago said...

Era kedamaian telah berakhir ??

tantangan luar biasa besar bagi umat muslim, smg Allah SWT senantiasa melindungi NKRI. Amin


Post diatas sesuai dg artikel disini >> http://patriotgaruda.com/2017/02/09/naga-pemeliharaan-sang-paman/