Thursday 23 March 2017

Awas Amerika, NATO, Militer Rusia Masuk ke Libya

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan mulai bermain di Libya dan militernya tengah bersiap-siap masuk ke negara yang dilanda kekacauan setelah tumbangnya pemimpinnya, Moammar Khadafi, tahun 2011. Demikian laporan Graham Vanbergen di situs Global Research, 20 Maret.

Menurut laporan tersebut pasukan khusus Rusia telah membangun basis di dekat perbatasan Mesir dengan Libya sebelum memasuki wilayah Libya timur dimana pemerintahan Libya berkantor di Tobruk setelah faksi-faksi Islamis menduduki Tripoli.

"Segalanya tampak tidak terlalu baik saat ini setelah Rusia mulai menampakkan ambisinya untuk mendapatkan kembali pengaruhnya di negara bekas sekutunya itu," tulis Global Research.

Mengutip laporan media Inggris The Guardian, “Rusia sepertinya telah mengerahkan pasukan khusus di sebuah pangkalan udara di barat Mesir di dekat perbatasan Libya dalam beberapa hari terakhir, dalam satu langkah yang membuat khawatir Amerika bahwa Rusia tengah berusaha memperkuat perannya di Libya.”

Reuters juga melaporkan bahwa pasukan khusus Rusia juga telah tampak di perbatasan kedua negara. Beberapa waktu lalu Mesir mengundang Rusia untuk memerangi terorisme di negaranya setelah sejumlah serangan teroris menghantam negeri itu.

IntelNews juga melaporkan hal yang sama dengan mengklaim telah mendapatkan informasi dari pejabat keamanan Amerika. Disebutkan bahwa sebanyak 22 anggota pasukan khusus Rusia telah membangun basis di kota Sidi Barrani di barat Mesir, atau 60 mil dari perbatasan Libya.

Tentara Nasional Libya (TNL) saat ini dipimpin oleh Jendral Khalifa Haftar, bekas lawan politik Gaddafi, yang selama bertahun-tahun tinggal di Amerika dan sejak tahun 2011 kembali ke Libya untuk menggulingkan Khadafi. TNL berada di bawah komando pemerintahan di Tobruk yang didukung Barat.

Bulan November tahun lalu Haftar berada di Moscow dimana ia bertemu sejumlah pejabat keamanan Rusia termasuk Menlu Sergei Lavrov. Terdapat sejumlah laporan bahwa pasukan Rusia di barat Mesir tengah dalam pesiapan untuk mendukung Haftar.

Minggu lalu jubir pemerintahan di Tobruk mengatakan kepada media internasional bahwa Rusia telah menjanjikan bantuan militer. Sebelumnya pada tahun ini, sejumlah kontraktor militer Rusia telah berada di Libya untuk memberikan bantuan kepada anggota milisi pendukung Haftar.

Pada hari Selasa (21 Maret) Rusia membantah laporan Reuters dan sejumlah media Barat tentang keberadaan pasukan Rusia di Libya dan menyebutnya sebagai 'penyebar berita palsu dari sumber-sumber yang tidak jelas untuk mendiskreditkan Rusia'.

Sejumlah negara Barat diketahui telah mengerahkan pasukan khususnya di Libya. Pasukan khusus Perancis diketahui berada di barat Libya, sedangkan pasukan Amerika berada di sekitar aBenghazi di timur Libya. Pasukan khusus Inggris diketahui terlibat pertempuran di Sirte Juni tahun lalu, dimana tiga warga Inggris yang bergabung dengan ISIS tewas terbunuh.

Ketua Parlemen Libya Aguila Saleh Issa membenarkan bahwa Libya telah meminta bantuan Rusia untuk membangun kembali militer Libya.

“Kami meminta pemerintah Rusia untuk membantu melatih tentara kita dan memperbaiki peralatan militer kami karena mayoritas para perwira kami pernah belajar di Rusia dan mengerti bahasa Rusia dan tahu menggunakan senjata-senjata buatan Rusia,” kata Issa said.

“Mereka (Rusia) juga telah berjanji akan membantu kami memerangi terorisme," tambahnya.

Isyu tentang peranan Rusia di Afrika Utara bersamaan dengan kekhawatiran Amerika tentang keinginan Rusia untuk berada di negara kaya minyak Libya. Apalagi Libya adalah bekas sekutu dekat Rusia.

“Pada saat yang sama, seperti di Suriah, Rusia berusaha membatasi keterlibatan militernya namun cukup untuk memaksakan kehendaknya. Pada saat yang sama, membuatnya (Suriah) tergantung pada Rusia," kata pejabat Amerika yang tidak disebutkan identitasnya.

Para pejabat militer Mesir membenarkan keberadaan pasukan Rusia di dekat perbatasan Libya, namun menolak menjelaskan tujuannya. Menurut mereka Rusia bahkan memiliki pangkalan lain di sebelah timur Marsa Matrouh sejak Februari lalu.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Langkah luar biasa jika Rusia hendak membantu memulihkan keamanan Libya yg masih porak poranda. Perang antara Barat vs Russia di medan libya telah terbuka..