Friday 4 August 2017

Pemerintah yang Bohong soal Swasembada Garam

Indonesian Free Press -- "Maksud Hati menghantam Sandiaga Uno (dan atau Kritikus Garam), Tapi Tanpa Mereka Sadari Justru Malah Menghina Pemerintah," demikian tulis Tara Palasara dalam status Facebooknya yang ditulis hari ini (JUmat, 4 Agustus).

Tulisan tersebut dibuat setelah adanya 'bully rame-rame' oleh para buzzer pemerintah terhadap Wagub DKI terpilih Sandiana S Uno terkait pernyataan beliau tentang kelangkaan garam :
Sandiaga : Indonesia Lautnya Luas tapi Impor Garam, Salahnya di Mana ?
http://megapolitan.kompas.com/…/sandiaga--indonesia-lautnya…
yang lalu direspon oleh oleh Bu Menteri Kelautan & Perikanan Susi Pudjiastuti

Atas pernyataan itu, para buzzer pemerintah, termasuk Menteri Kelautan Susi, rame-rame membully Sandiana. Dimulai dari pernyataan Menteri Susi:


Susi : Pak Sandi Harusnya Tanya Kawan-kawannya...
http://ekonomi.kompas.com/…/susi--pak-sandi-harusnya-tanya-…

Sontak Pak Sandi jadi bulan-bulanan bully "Akun Buzzer Pemerintah" termasuk dari para 'Opinion Leader' pro pemerintah di dunia maya seperti SEWORD, KATAKITA, Denny Siregar, Eko Kunthadi dll....

Menteri Susi dan para buzzer itu seolah lupa bahwa dalam hal ini pemerintah yang menjadi sumber permasalahannya, yaitu kegagalan memenuhi janjinya untuk melakukan swasembada garam. Dan berikut ini adalah bukti kegagalan janji itu.

http://www.antaranews.com/berita/588616/pemerintah-optimistis-swasembada-garam-tercapai-2017

Seperti dilaporkan kantor berita nasional Antara, 5 Oktober 2016, pemerintah melalui Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Agung Kuswandono, mengatakan:

"Swasembada garam diharapkan bisa terealisasi pada tahun 2017 mendatang, sebagaimana kondisi yang tertuang dalam draft Roadmap Swasembada Garam nasional tahun 2017," katanya.

Untuk itu, menurut Agung, Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah melakukan berbagai hal untuk membantu meningkatkan kualitas garam milik petani. Peningkatan kualitas garam diyakini mampu memenuhi kebutuhan garam konsumsi, sekaligus juga digunakan untuk industri lain.

Kebutuhan garam nasional sendiri berkisar 4.019.000 ton, terdiri dari garam industri sebesar 2.054.000 ton, dan garam konsumsi sebesar 1.965.000 ton. Sementara itu, produksi garam nasional mencapai 3.800.000 ton, terdiri atas garam rakyat sebanyak 3.100.000 dan PT Garam sebanyak 700.000 ton.

"Nah, apabila swasembada garam kita sudah dapat dicapai, dengan penyerapan sesuai harapan, harga keekonomian, masyarakat sejahtera, masyarakat sehat karena mengonsumsi garam beriodium, maka pada akhirnya akan berujung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian penting dari tujuan pembangunan nasional," ungkapnya.

Menurut Tara, tindakan para buzzer terhadap Sandiana tersebut di atas sama saja dengan 'merendahkan / menghina pemerintah, yang sudah optimis untuk mencapai swasembada garam'.

"Kalau saya Tim -nya Bang Sandi, saya akan bisikin beliau untuk teriak lantang : "khan Kabinet eLoh yang udah janji, Bu Susi !" Gimana 'sih..," tulis Tara di bagian akhir statusnya.(ca)

No comments: