Friday 4 August 2017

Pertempuran Terakhir Menumpas ISIS di Lebanon

Indonesian Free Press -- Pasukan Suriah, Hizbollah dan Lebanon tengah terlibat dalam pertempuran terakhir untuk mengusir kelompok ISIS di di perbatasan Suriah-Lebanon. Demikian laporan wartawan senior Robert Fisk di The Independent, 1 Agustus.

"Pasukan Suriah kini berada di sejumlah posisi di wilayah Lebanon dalam pertempuran untuk menghancurkan ISIS  di Pegunungan Qalamoun. Mayat-mayat (anggota ISIS) bergeletakan saat pasukan Hezbollah, yang kini bertempur di wilayah Suriah, tengah bersiap-siap untuk melancarkan serangan akhir terhadap ISIS yang kini terkepung di atas bukit batu hitam di utara. Dari puncak Gunung Karra, 7.000 kaki di atas perbatasan Lebanon-Suriah, saya bisa melihat kemah-kemah pasukan Suriah di puncak dua gunung, di wilayah Lebanon," tulis Fisk dalam laporannya.

Komandan pasukan Suriah di Qalamoun, Jendral Median Abad, tanpa ragu mengakui keberadaan pasukannya di wilayah Lebanon. Namun ia mengaku bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan otoritas Lebanon. Pasukan Lebanon sendiri terus melancarkan tembakan artileri ke posisi ISIS.

Fisk pun menceritakan pengalamannya mengunjungi bekas medan perang di Pegunungan Qalamoun, dimana ISIS berjuang mati-matian mempertahankan posisinya dari serangan Suriah dan Hizbollah. Namun pada akhirnya mereka harus kehilangan posisinya dengan seluruh anggotanya tewas. Mayat-mayat anggota ISIS masih bergeletakan tanpa sempat dikuburkan.

Dalam pertempuran itu pihak Suriah dan Hizbollah mengklaim tidak kehilangan seorang pun personilnya dan hanya sejumlah personil terluka.

"Ini adalah operasi gabungan melawan ISIS. Markas komando mereka (Suriah dan Hizbollah) berada di Desa Fleita. Para dokter yang berada di sana berkemah dengan tenda bertanda Bulan Sabit Merah Iran. Namun, tidak tampak ada orang Iran di sini," tambah Fisk.

Menurut Fisk, meski sejumlah milisi terlibat dalam operasi penumpasan ISIS di Qalamoun, hanya pasukan khusus Suriah dan Hizbollah yang terlibat dalam pertempuran sengit.

“Bagi kami (pasukan Suriah), Hezbollah adalah sekolah perang. Kami belajar dari pengalaman mereka dan kemudian saling memberi pengetahuan kepada teman-teman kami. Kami saling belajar selama bertempur, dan tentu saja kami juga memiliki artileri,” kata Jendral Abad kepada Fisk.

Tank-tank, artileri dan sistem pertahanan udara Suriah dipasang di sejumlah titik di pegunungan Qalamoun. Sebuah tank bahkan terlihat di atas Gunung Karra. Beberapa orang Hizbollah membawa senapan sniper baru. Namun, sebagian besar dari mereka menjinjing Kalashnikov sebagaimana tentara Suriah.

"Di utara berdiri benteng terakhir ISIS. Para penjaga benteng tinggal di dalam tenda-tenda hitam, dan di bawahnya dan di sebelah selatan, berdiri tenda-tenda Hizbollah. Akan ada banyak tembakan artileri dan serangan udara dalam beberapa hari mendatang, kata Jendral Abad," tulis Fisk lagi.

Al-Karra berdiri 7.020 kaki di atas permukaan laut. Di kejauhan tampak Mount Herman yang 2.000 kami lebih tinggi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Abad mengatakan bahwa Suriah tidak akan pernah meninggalkan al-Karra. Di sebelah barat-daya tampak kota Ersal, Lebanon. Beberapa bulan lalu kota ini diserbu dan diduduki oleh ISIS. Seluruh tentara Lebanon yang tertawan tewas digorok lehernya oleh ISIS, kecuali 9 orang yang dijadikan tawanan.

Tentara Lebanon yang selalu dipimpin oleh Panglima beragama Kristen sesuai konstitusi, telah banyak mengalami pengalaman pahit dengan para ekstremis itu. Dan tragedi di Ersal semakin menambah kebencian mereka pada ISIS dan para ekstremis lainnya. Dalam operasi terakhir, mereka menyerbu kamp pengungsi Suriah di dekat Ersal yang diduga menjadi markas ISIS. Dua ekstremis meledakkan dirinya dan empat lainnya meninggal di dalam tahanan militer di Beirut.

ISIS tengah menghadapi kekalahan total di Qalamoun, dan Suriah, Hezbollah serta Lebanon sangat menginginkan itu. Hilangnya keberadaan ISIS akan mengamankan jalur suplai Hezbollah di jalan raya Hermel-Baalbek di Lebanon serta mengembalikan kedaulatan Lebanon atas kota Ersal.

"Para diplomat barat telah mengamati perkembangan terbaru ini melalui perbatasan Lebanon, dan tampaknya mereka tidak mengetahui keberadaan pasukan Suriah di wilayah Lebanon, meski hanya beberapa ratus meter dari perbatasan," tulis Fisk.

Yang menarik adalah Fisk, yang menurut pengamatan blog ini lebih berpihak pada kepentingan barat dan anti regim Bashar al Assad, memaparkan pandangan 'fair' dari Jendral Abad. Bahwa yang terjadi di Suriah adalah “international plot” untuk menumbangkan Presiden Bashar al Assad dan menghancurkan 'poros perlawawanan' anti-Israel yang digawangi oleh Suriah, Hezbollah dan Iran.

“Setelah kemenangan Hezbollah atas Israel di Lebanon tahun 2006, banyak orang yang ramai-ramai menyerukan pelucutan senjata Hezbollah sebagai bagian dari proyek baru Timur Tengah yang digagas Amerika. Namun kami melawan bersama dan kini bertempur bersama melawan Daesh (ISIS),” tulis Fisk mengutip Jendral Abad.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

ISIS sudah ditamatkan.. giliran produser dan director nya yg tampil..