Saturday 12 August 2017

Putra Mahkota Saudi Diam-Diam Bertemu Rombongan Pejabat Israel

Indonesian Free Press -- Putra Mahkota dan Menteri Pertahanan Saudi Arabia Pangeran Mohammad bin Salman telah mengadakan pertemuan rahasia dengan para pejabat keamanan Israel minggu lalu. Demikian laporan Veterans Today mengutip laporan media Iran FARS News dan laporan sejumlah media Arab, Jumat (11 Agustus).

Media berbahasa Al Manar melaporkan, Rabu (9 Agustus), pertemuan berlangsung di Riyadh. Delegasi Israel dipimpin oleh seorang menteri.

“Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala Inteligen Saudi, orang kepercayaan Pangeran Salman yang memiliki kedekatan dengan Dinas Inteligen Israel,” tulis laporan itu.


Al-Manar menyebutkan dalam pertemuan itu dibicarakan situasi di Suriah dan Lebanon, khususnya pengaruh Hezbollah yang semakin kuat melawan kepentingan Israel, peran Israel dalam perang Yaman yang dijalankan Saudi, dan masalah Al Aqsa.

Sementara sumber-sumber di Kerajaan Saudi membocorkan informasi bahwa Raja Salman bin Abdolaziz al-Saud telah membuat pernyataan yang direkam tentang pelimpahan kekuasaan kepada Pangeran Mohammed bin Salman dalam beberapa minggu ke depan. Pada saat yang sama, mantan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Nayef kini berada di dalam tahanan rumah.

Pangeran Nayef sendiri sebenarnya sudah ingin untuk pergi dan tinggal di Eropa, namun Raja dan Pangeran Mohammad bin Salman melarangnya untuk tidak menimbulkan kegemparan.

'Peniup peluit' Saudi yang mengidentifikasikan diri sebagai Mujtahid, yang dipercaya sebagai anggota kerajaan Saudi, menyebutkan bahwa hubungan rahasia Saudi-Israel telah berlangsung lama. Raja Salman bin Abdulaziz juga sudah menjalin hubungan dengan Israel sejak masih menjadi Emir Riyadh.

Sementara Menlu Adel al-Jubeir telah berhubungan dengan Israel sejak masih menjadi pejabat Kedubes Saudi di Washington saat Dubes Saudi dipegang oleh Pangeran Bandar bin Sultan. Jubeir memiliki kedekatan khusus dengan American Israel Public Affairs Committee (AIPAC).

Pada akhir Juni lalu Mujtahid Pangeran Mohammed bin Salman tengah mencoba membangun pijakan bagi hubungan baru dengan Israel yang lebih dekat.

“Sejalan dengan upaya untuk mempengaruhi opini publik bagi hubungan 'resmi' dengan Israel, bin Salman telah melancarkan kampanye media massa dan media sosial untuk mendukung rencana itu,” tulis Mujtahid di Twitter.

Media Saudi Al-Qods al-Arabi pada bulan yang sama juga melaporkan pertemuan-pertemuan rahasia pejabat kedua negara selama dua tahun terakhir. Al-Qods al-Arabi juga menyebutkan bahwa para pejabat Israel sangat senang dengan pengangkatan Mohammed bin Salman sebagai Putra Mahkota.

Mengutip laporan media Israel Yediot Aharonot, media Saudi ini menyebutkan bahwa dalam pertemuan-pertemuan itu Mohammad bin Salman menggunakan nama samaran, Walad. Tanpa menyebutkan secara detil waktu dan tempat-tempat pertemuan itu, Yediot Aharonot menyebut alasan hubungan rahasia kedua negara, yaitu mereka memiliki musuh, teman dan kepentingan bersama.

Pada akhir Juni, sejumlah sumber di Saudi menyebutkan bahwa Mohammed bin Salman, yang kala itu masih menjadi Deputi Putra Mahkota, telah mendapatkan saran-saran dari pemimpin Uni Emirat Arab tentang strategi mendapatkan dukungan Amerika. Di antara saran itu adalah menghentikan dukungan kerajaan Saudi terhadap gerakan Wahabisme. Selain itu Salman juga disarankan untuk memperkuat hubungan dengan Israel.

Namun, rencana penghentian dukungan bagi gerakan Wahabisme diperkirakan akan berjalan sulit mengingat kuatnya pengaruh gerakan ini di Saudi.(ca)

No comments: