Saturday 28 October 2017

Islam Berkembang di Pedalaman Mexico

Indonesian Free Press -- Dahulu Mexico adalah negeri Katholik yang konservatif, sebelum mengalami dekadensi sebagai negara gagal karena infiltrasi mafia obat-obatan terlarang di segala lini kekuasaan serta liberalisme yang menghancurkan moralitas masyarakat.

Namun, di wilayah pedalaman yang dihuni oleh warga asli Indian Maya, seberkas cahaya tengah bersinar terang oleh fenomena berbondong-bondongnya warga memeluk Islam.

Seperti dilaporkan Voice of America dengan mengutip laporan kantor berita Inggris Reuters, 25 Oktober, di provinsi Chiapas yang berada di selatan Mexico yang bergunung-gunung, ratusan warga suku Tzotzil yang merupakan bagian dari suku Indian Maya telah berpindah agama dari sebelumnya Katholik menjadi Islam.


Mereka tampak berbeda menyolok dibandingkan sebagian besar warga Mexico lainnya, dari cara berpakaian mereka. Para laki-lakinya mengenakan 'lobe' atau penutup kepala untuk beribadah, sedang wanitanya mengenakan hijab. Sebuah masjid yang cukup besar juga telah berdiri di ibukota provinsi San Cristobal. Masjid ini cukup ramai didatangan oleh warga muslim setempat.

Warga setempat mengatakan kepada Reuters bahwa perpindahan agama warga dimulai pada akhir dekade 1980-an. Saat itu gerakan Zapatista tengah marak di Chiapas, dimana sejumlah institusi seperti kapitalisme hingga kekristenan tengah dalam sorotan negatif.

Dari sensus terakhir sebanyak 83 persen warga Mexico adalah penganut Katholik dan Muslims hanya sekitar 1 persen dari 120 juta penduduk. Namun, prosentasi lebih besar dari penganut Islam terdapat di San Cristobal dan sekitarnya, meski tidak dilaporkan angkanya.

"Pada awalnya orang-orang melihat dengan heran kepada kami. Mereka pikir kami teroris dan ketakutan. Namun seiring berjalannya waktu, pandangan itu telah berubah," kata Mustapa, warga Muslim di San Juan Chamula, Provinsi Chiapas.

Umar, mantan pendeta Evangelical yang masuk Islam pada akhir dekade 1990-an, kini menjadi penghubung antara komunitas Muslim dengan warga Kristen.

"Agama kami sama-sama monotheistik. Namun kami tidak memuja para Santo," katanya.

Sementara itu Mohamed Amin (55 tahun) menjelaskan alasannya pindah agama ke Islam.

"Saya ingin selalu bersih dan rapi. Islam adalah agama yang bersih, dan ini membuat saya tertarik untuk memeluknya," katanya.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Semoga cahaya Islam terus berpendar dan semakin terang menerangi seluruh Benua Amerika dan Dunia..

rez said...

Semoga cahaya Islam semakin bersinar di Mexico dan negara sekitarnya