Wednesday 24 January 2018

Mayoritas Dipersekusi Juga Terjadi di Inggris

Indonesian Free Press -- Agenda penting bagi para pengikut dajjal adalah melemahkan semua entitas agama, bangsa dan negara, agar kelak tidak lagi ada suatu kekuatan pun yang menghalangi mereka menguasai dunia. Dengan jargon-jargon 'demokrasi', 'toleransi', 'liberal' dan sebagainya, mereka memprovokasi dan mempersekusi bangsa-bangsa dan agama-agama besar hingga akhirnya tidak ada lagi bangsa-bangsa dan agama-agama yang berani menghalang-halangi agenda-agenda mereka.


Pada saat yang sama, mereka memporak-porandakan dan mencampur adukkan identitas bangsa-bangsa dan keyakinan agama-agama sehingga praktis tidak ada lagi identitas bangsa dan agama yang sebenarnya. Dampak nyata dari politik itu adalah tidak adanya perlawanan orang-orang Kristen terhadap tindakan Israel, ketika mereka menyerbu dan merusak Gereja Nativity, gereja suci yang dipercaya menjadi tempat kelahiran Yesus Kristus.


Seperti telah menjadi perhatian blog ini tentang persekusi terhadap rakyat Swedia dan juga negara-negara Skandinavia dan Eropa lainnya melalui arus imigran ilegal, di Inggris juga terjadi hal serupa namun dalam bentuk lain, meski arus imigrasi illegal juta terjadi. Seperti dilaporkan Breibart.com, 19 Januari, kantor berita terbesar yang juga milik pemerintah Inggris, BBC, membuka lowongan kerja yang hanya ditujukan kepada warga negara non-kulit putih.

“Newsbeat membutuhkan seorang jurnalis 'Trainee Multi-Media'. Ini adalah sebuah skema @_CreativeAccess yang hanya ditujukan kepada orang-orang kulit hitam, keturunan Asia dan minoritas non-kulit putih. Adakah yang sesuai dengan kebutuhan ini? Bagikan kepada mereka," kicau BBC Newsbeat, yang memproduseri program-program BBC Radio 1 dan BBC Radio 1Xtra.

Iklan ini pun mendapat banyak reaksi di dunia maya karena dianggap rasis, meski reaksi itu hanya sebatas itu tanpa ada aksi nyata.

Ini bukan pertama kalinya dunia broadcasting Inggris mengeluarkan iklan berbau sara dan ironisnya yang menjadi korban justru mayoritas dan warga asli Inggris sendiri. Sebelumnya ITV juga telah melakukan hal yang sama. Dan tidak hanya itu. Kepolisian Inggris juga memberlakukan kebijakan yang sama dalam rekrutmen personil-personil barunya. Demikian seperti dilaporkan Breibart.com.

Shadow Education Secretary (Ketua Komisi Pendidikan Parlemen Inggris) Angela Rayner baru-baru ini mengakui bahwa kebijakan-kebijakan yang berfokus pada 'ras dan wanita' telah berdampak buruk pada 'rantai makanan' pekerja kulit putih. Angka statistik di sektor pendidikan tinggi juga menunjukkan merosotnya angka partisipasi warga kulit putih hingga 5,5% selama 5 tahun terakhir, sementara partisipasi warga keturunan kulit hitam, Asia dan kelompok minoritas lainnya terus meningkat.(ca)

No comments: