Wednesday 4 April 2018

Rusia Tantang Inggris dengan 14 Pertanyaan ttg Serangan “Novichok”

Indonesian Free Press -- Pemerintah Rusia menantang INggris dengan mengajukan 14 pertanyaan mengenai kasus upaya pembunuhan agen ganda Sergei Skripal dengan gas racun “Novichok”. 

Seperti dilaporkan Rusia Today, 31 Maret, pemerintah Rusia melalui Kedubes di London telah mengirimkan 14 pertanyaan kepada Kemenlu Inggris tentang kasus tersebut. Seperti diketahui Inggris menuduh Rusia sebagai pelaku upaya pembunuhan Skripal dan putrinya bulan lalu dengan disusul pengusiran puluhan diplomat Rusia. Rusia sendiri balik menuduh Inggris-lah sebagai pelaku upaya pembunuhan.


Salah satu pertanyaan itu adalah permintaan klafirikasi tentang apakah 'nerve agent А-234' atau dikenal sebagai “Novichok” telah dikembangkan di Inggris. Kedubes Rusia pun menyebut kasus ini sebagai 'kasus rekayasa terhadap Rusia.”

Dan berikut adalah pertanyaan-pertanyaan tersebut:

1. Mengapa Rusia dilarang menemui dua warga negaranya sendiri (Skripal dan putrinya) yang sakit di Inggris?

2. Obat spesifik (antidotes) apa dan bagaimana Skripal dan putrinya diobati? Mengapa Inggris memiliki obat (antidotes) tersebut di tempat kejadian serangan?

3. Atas dasar apa Perancis dilibatkan dalam penyelidikan kasus dimana korbannya adalah warga Rusia?

4. Apakah Inggris memberitahukan OPCW (Organization for the Prohibition of Chemical Weapons) tentang keterlibatan Perancis dalam penyelidikan kasus ini?

5. Peran apa yang akan dilakukan oleh Perancis dalam penyelidikan kasus ini?

6. Apa dasar hukum yang membolehkan untuk melibatkan Perancis dalam penyelidikan internal?

7. Bukti-bukti apa yang diserahkan kepada Perancis untuk diselidiki?

8. Apakah ahli-ahli Perancis ada saat pengambilan sampel 'biomaterial' dari Sergei dan Yulia Skripal?

9. Apakah penyelidikan atas 'biomaterials' dari Sergei dan Yulia Skripal dilakukan oleh ahli-ahli dari Perancis, dan jika ya, di laboratorium apa?

10. Apakah Inggris masih memiliki material-material yang diserahkan ke Perancis?  

11. Apakah penyelidikan yang dilakukan Perancis diserahkan kepada Sekretariat Teknis OPCW?

12. Atas dasar apa tuduhan 'berasal dari Rusia' digunakan dalam kasus ini?

13. Apakah Inggris memiliki sampel-sampel kontrol dari “Novichok”?

14. Apakah sampel-sampel yang sejenis dengan “Novichok” telah dikembangkan di Inggris?

Rusia juga mengirim 10 pertanyaan kepada Kemenlu Perancis melalui Kedubesnya di Paris. Pertanyaan utamanya adalah apa alasan keterlibatan Perancis dalam kasus ini dan apakah sampel-sampel yang sejenis dengan “Novichok” telah dikembangkan di Perancis?.

Sergei Skripal dan putrinya yang tengah mengunjunginya, Yulia, ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di bangku taman di Salisbury awal Maret lalu. Inggris langsung menuduh Rusia sebagai pelaku serangan dan mengusir puluhan diplomat Rusia. Hal yang sama diikuti oleh sekutu-sekutu Inggris dan Amerika.

Rusia menolak tuduhan itu dan balik menuduh Inggris telah melakukan provokasi dan menuntut bukti serta dilibatkan dalam penyelidikan. Inggris menolak permintaan Rusia itu dan bahkan menolak perwakilan Rusia yang hendak menemui Skripal.


Yulia Skripal Ditemukan Akfis di Medsos saat Dinyatakan Koma
Sementara itu situs Fort-Russ pada 31 Maret lalu melaporkan bahwa putri Sergei Skripal, Yulia Skripal, yang telah dinyatakan koma, ternyata kedapatan aktif di media sosial ”Vkontakte”, versi Rusia dari Facebook. Dan tidak lama setelah bocornya informasi ini, pemerintah Inggris pun merilis berita tentang membaiknya kesehatan Yulia, dan kemudian koma lagi.

Menurut laporan ini, diduga kuat inteligen Inggris telah meretas akun Yulia untuk mendapatkan informasi tentang aktifitasnya dan jaringan informasinya, meski inteligen Rusia juga memiliki kepentingan yang sama.

"Ada pernyataan mencurigakan oleh kepala rumah sakit dimana ia dan ayahnya dirawat, bahwa kesadarannya puluh selama beberapa waktu sebelum kemudian koma lagi," tulis laporan itu.

"Kemungkinan lainnya, terkait dengan pernyataan rumah sakit yaitu bahwa ia sama sekali tidak koma," tambah laporan itu.

Sikap INggris yang menolak Rusia menemui warganya sendiri merupakan tindakan melanggar hukum. Dan saat Inggris tidak lagi bisa 'ngeles' dengan peraturan internasional ini, INggris pun tiba-tiba menyebut Yulia 'pulih kesadaran', meski kemudian koma lagi.(ca)

No comments: